Fenomena longsor, khususnya pada area Ciloto, Jawa Barat sebelumnya telah dipantau menggunakan metode geodetik seperti pengamatan Global Positioning System. Metode ini digunakan dengan pengamatan pergerakan titik kontrol secara 3D dalam domain waktu yang linier. Namun metode ini belum dapat menghasilkan model area secara visual dalam 3D yang dapat diekstraksi informasi geometriknya. Pemanfaatan teknologi Terrestrial Laser Scanner memungkinkan tercapainya hal tersebut. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur, membuat perencanaan pengukuran, melaksanakan pengambilan data, dan pengolahan data untuk memperoleh model 3D zona longsor dari dua kala pengukuran, yaitu pada bulan April 2013 dan September 2013. Dari hasil penelitian ini didapatkan dua model 3D yang berdasarkan hasil analisis terjadi pergerakan tanah rata-rata sebesar 4.9 mm dalam jangka waktu lima bulan. Didapatkan juga data pengamatan posisi dan pergerakan titik pantau hasil pengukuran Global Positioning System sebagai pembanding. Data GPS yang diperoleh pada penelitian ini masih belum optimal untuk digunakan dalam validasi data dikarenakan durasi pengamatan GPS yang
belum optimal.
Hasil pemodelan 3D dari pengukuran Terrestrial Laser Scanner dapat diaplikasikan untuk pemetaan dan pemantauan deformasi area longsor Ciloto, Jawa Barat. Namun demikian pemodelan tersebut masih memiliki galat akibat berbagai faktor. Hal ini disebabkan oleh faktor kesalahan dari alat, lingkungan, obyek yang dipindai dan kesalahan metodologis pada pengambilan data kala pertama dan kedua. Penelitian ini juga memberikan kelebihan dan kekurangan pemanfaatan teknologi Terresttrial Laser Scanner dibandingkan dengan teknologi Global Positioning System dalam aplikasi pemantauan longsoran.