digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lajur Pegunungan Selatan Jawa merupakan daerah yang sangat menarik untuk dikaji dalam hal potensi cebakan mineral karena berada pada jalur magmatik Sunda – Banda. Daerah Bunikasih diduga memiliki keterdapatan mineralisasi hidrotermal. Studi mineralisasi dari sisi mineralogi memiliki peranan sangat penting dalam identifikasi model mineralisasi suatu endapan serta sebagai upaya dalam optimisasi pengolahan bijih. Indikasi mineralisasi daerah Bunikasih adalah dengan ditemukannya urat kuarsa. Sampel penelitian diambil dari salah satu titik keterdapatan urat. Pengamatan mineralogi bijih dan tekstur yang terkait dengan paragenesa dilakukan di Laboratorium Mikroskopi Bijih dengan sampel sayatan poles sebanyak 11 buah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mineral – mineral bijih, membuat model tahapan pembentukan mineral bijih (paragenesa), mengidentifikasi model mineralisasi dan menghitung derajat liberasi mineral. Berdasarkan studi paragenesa, tahapan pembentukan mineral pada sampel dapat digolongkan menjadi 3 tahapan, yakni : tahap awal, tahap pertengahan dan tahap akhir. Kuarsa dan pirit terbentuk dari awal hingga akhir; magnetit, arsenopirit dan markasit pada awal; acanthit, kalkopirit, dan sphalerit pada tahap pertengahan; sementara hematit dan limonit terbentuk pada tahap akhir akibat proses oksidasi. Dengan melihat data – data mineralogi, alterasi, dapat diperkirakan bahwa model mineralisasi daerah Bunikasih adalah epithermal sulfidasi rendah yang terbentuk pada kedalaman sekitar 50 meter dan suhu 150oC. Derajat liberasi mineral – mineral bijih berkisar antara 18.18% hingga 100%.