digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam satu blok migas seyogyanya setiap titik sumur memiliki sistem koordinat yang seragam. Di banyak kasus data-data sistem koordinat lokal dalam blok tersebut sudah tidak diketahui. Data-data tersebut kemudian dianggap menjadi seragam dan memiliki sebuah sistem koordinat yang baru tanpa melalui transformasi koordinat, sehingga terjadi permasalahan ketika dilakukan integrasi data seismik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan terhadap blok tersebut, untuk memastikan sistem koordinatnya sudah seragam. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya ketidakseragaman sistem koordinat dengan menunjukkan parameter transformasi yang tidak homogen dalam satu blok migas. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan beberapa skenario untuk membuktikan hal tersebut. Skenario pertama adalah yang menyertakan seluruh titik sekutu dan skenario lainnya adalah yang membagi blok menjadi dua bagian dan tiga bagian. Kemudian dari ketiga skenario ini dibandingkan parameter transformasinya. Parameter yang seragam menunjukkan bahwa blok tersebut memiliki satu sistem koordinat, sebaliknya parameter yang tidak homogen menunjukkan sistem koordinat yang lebih dari satu. Metode transformasi yang dipakai adalah metode transformasi 10 parameter model Molodensky-Badekas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata blok ini memiliki parameter transformasi yang tidak homogen.