digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tulisan ini membahas korelasi antara fenomena penurunan tanah dengan bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta Ibukota dari Negara Republik Indonesia. Banjir yang terjadi di DKI Jakarta tidak selalu melanda daerah yang sama. Banyak faktor yang mempengaruhi bencana banjir tersebut, salah satunya adalah fenomena penurunan muka tanah. Pemantauan terhadap fenomena penurunan tanah di DKI Jakarta dilakukan sejak tahun 1982. Metode pemantauan penurunan tanah dilakukan dengan menggunakan teknik sipat datar, survei GPS, dan InSAR. Pemantauan terhadap penurunan tanah yang terjadi di DKI Jakarta dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penurunan tanah dan seberapa besar dampak penurunan tanah memberikan efek terhadap bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, pengolahan data sebaran banjir dan penurunan tanah, serta meng-overlay peta sebaran banjir dan penurunan tanah. Sebaran banjir dan penurunan tanah yang terjadi di DKI Jakarta menunjukkan persentase sebanyak 53.58% daerah yang mengalami banjir terdapat pada daerah yang nilai penurunan tanahnya tinggi, sedangkan sebanyak 43.46% daerah yang tidak mengalami banjir namun mengalami penurunan tanah berpotensi juga untuk terkena bencana banjir sehingga hal ini menunjukkan korelasi positif antara bencana banjir dan fenomena penurunan tanah yang terjadi di DKI Jakarta. Dengan diketahui korelasi antara fenomena penurunan tanah dan bencana banjir, diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk penanganan terhadap bencana banjir yang terjadi di Ibukota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta.