digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota tua merupakan identitas suatu kota serta unsur pembentuk kota tersebut. Hal tersebut menyebabkan kota tua penting untuk dipertahankan keberadaanya. Namun keberadaan kota-kota tua tersebut semakin memudar atau rusak. Salah satu kota tua yang perlu diperhatikan adalah Kota Lama Semarang. Keberadaan Kota Lama Semarang semakin mengkhawatirkan karena adanya persoalan banjir baik disebabkan oleh air pasang maupun curah hujan yang tinggi. Kota Lama Semarang perlu untuk dipreservasi untuk mempertahankan keberadaannya. Kota ini memerlukan suatu penanganan khusus mengingat kota lama memiliki aturan perundangan yang membatasi pembangunan yang dilakukan di dalamnya. Telah terdapat suatu penanganan banjir di Kota Lama Semarang yaitu kolam retensi yang berada di depan Stasiun Tawang, namun keberadaan kolam ini belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi seluruhnya.Konsep Water Sensitive Urban Design (WSUD) merupakan suatu pendekatan rancang kota dan merupakan bagian dari konsep infrastruktur hijau yang dirasa dapat merngurangi persoalan banjir. Konsep WSUD mengintegrasikan keberlanjutan manajemen air, khususnya air hujan dalam proses perancangan kota. Berbeda dengan pendekatan lain yang berupaya mengalirkan air secepatnya, konsep ini justru berupaya menahan aliran dan menampung air di kawasan tersebut. Oleh karena itu dalam studi ini akan dikaji peluang dan prinsip penerapan konsep WSUD untuk kawasan cagar budaya Kota Lama. Basis pengumpulan data dari studi ini adalah observasi lapangan, yang berguna untuk mendapatkan gambaran nyata kondisi dan persoalan yang terjadi di kawasan studi. Selain itu pengumpulan data sekunder yang berasal dari studi literatur dan survei instansi untuk mendapatkan tinjauan data dan literatur terkait studi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi, isi dan eksploratif. Analisis deskripsi digunakan untuk mengetahui dasar teori berdasarkan kajian literatur mengenai konsep WSUD dan kawasan cagar budaya. Analisis isi digunakan untuk menganalisis peraturan perundaganan yang berlaku di kawasan studi sedangkan analisis eksploratif digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi dan struktur persoaan pada kawasan studi. Hasil studi menunjukkan bahwa Konsep WSUD dapat diterapkan pada Kota Lama Semarang dengan prinsip-prinsip penerapan yang terbatas. Dalam penerapan WSUD, harus dipertimbangkan komponen rancang kota yang dipertimbangkan WSUD meliputi internal dan eksternal kapling, kondisi fisik kawasan meliputi kapabilitas lahan, tata guna lahan dan ketentuan serta perundangan yang terkait preservasi Kota Lama Semarang. Prinsip utama untuk Kota Lama Semarang yaitu penerapan konsep WSUD tidak boleh merusak fasade bangunan, mengintegrasikan komponen internal dan eksternal kapling untuk menahan air, menambah luas lahan yang tidak diperkeras, mengurangi penggunaan material perkerasan, merancang ultan ruang terbuka agar dapat menampung air dan menggunakan wadah-wadah penampungan air.