digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terkait dengan proses penambangan timah alluvial secara tambang terbuka atau tambang darat, masalah kestabilan lereng akan muncul pada lereng kerja (working slope) maupun lereng akhir (final slope). Hal ini dikarenakan lereng-lereng yang ada pada tambang darat endapan timah umumnya merupakan material yang tersusun atas berbagai jenis lapisan tanah yang berpotensi besar untuk mengalami longsoran terutama longsoran busur (circular failure). Oleh karena itu, kemantapan lereng diperlukan untuk mencegah bahaya longsoran yang mungkin akan terjadi. Sebagai studi analisis kemantapan lereng untuk tambang darat endapan timah alluvial dengan kondisi setiap lapisan yang relatif mendatar ini, analisis kemantapan lereng ini dilakukan terhadap 2 (dua) penampan overall yang dibuat berdasarkan lokasi pengambilan sampel. Penampang pertama adalah penampang yang dibuat dari lokasi pengambilan sampel tanah pada TB (Tambang Besar) Mawas 2 dan penampang kedua adalah penampang yang dibuat dari lokasi pengambilan sampel tanah pada TB (Tambang besar) Nudur 3. Posisi penampang pertama berada di sebelah utara penampang kedua dan masing-masing penampang hanya terdapat pada satu pit saja. Metode yang digunakan dalam menganalisis kemantapan lereng ini adalah metode kesetimbangan batas dengan menggunakan program SLIDE ver. 5.0 dari Rockscience sebagai alat bantu pemodelan dan perhitungan. Analisis kemantapan lereng ini dilakukan dengan memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng termasuk data pengujian di laboratorium. Hasil analisis lereng tunggal menunjukkan bahwa umumnya geometri lereng tunggal yang ada di lapangan menunjukkan kondisi yang stabil atau aman untuk setiap materialnya kecuali untuk material pasir halus yang menunjukkan ketidakstabilan lereng seperti terjadinya longsor, sehingga lereng yang terdiri dari material pasir halus tersebut harus diturunkan geometrinya untuk stabil. Sementara itu, untuk lereng overall pada kedua penampang tersebut dapat dikatakan aman sehingga penambangan melalui penampang ini dapat dilakukan dengan aman sampai akhir pit. Dan masalah yang umumnya dapat menurunkan kestabilan lereng pada kedua lokasi tersebut adalah air tanah sehingga diperlukan penanganan terhadap air tanah misalnya dengan pemompaan air keluar pit.