Teknik pengukuran sampel yang menggunakan sifat dari pemantulan internal total (total internal relection, TIR) saat ini sedang berkembang. Metode pemantulan memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode transmisi, karena apabila bahan yang digunakan sebagai sampel memiliki serapan yang cukup tinggi, maka metode transmisi tidak dapat digunakan lagi.
Salah satu contoh dari metode pemantulan adalah metode ATR (Attenuated total reflectance). Metode ATR menggunakan sifat dari pemantulan internal total untuk menghasilkan gelombang evanescent. Sinar dilewatkan melalui prisma dalam arah tertentu dan sinar tersebut setidaknya akan mengalami satu kali pemantulan pada permukaan prisma bagian dalam yang bersentuhan dengan sampel.
Pada percobaan ATR dengan menggunakan prisma siku, setup prisma menjadi sangat penting karena kesalahan setup dapat memberikan pengaruh yang cukup besar pada hasil percobaan. Pada laporan penelitian ini akan dibahas cara setup prisma siku untuk percobaan ATR dan pengaruhnya apabila ada serapan pada sampel yang digunakan.
Instrumen yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari laser dengan panjang gelombang λ = 638,2nm sebagai sumber cahaya, prisma siku dengan indeks bias n=1,515, lock-in amplifier yang berfungsi sebagai pengolah data masukan yang
diterima oleh detektor. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh serapan digunakan sampel berupa tinta warna (merah dan biru).
Untuk studi kasus hasil pengukuran dengan menggunakan tinta warna, diketahui bahwa ternyata tinta merah memiliki serapan yang berbeda dengan tinta biru, dan apabila tinta memiliki konsentrasi yang tidak homogen maka serapan pada setiap daerah sampel menjadi berbeda. Oleh karena itu setup prisma memiliki peranan yang sangat penting disini. Ketika kita sedang mengumpulkan data, kesalahan setup dapat mengakibatkan kesalahan pada data yang diperoleh.