digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sequencing Batch Reactor (SBR) merupakan reaktor siklik yang dirancang berdasarkan beberapa tahapan proses (pengisian/fill, reaksi/react, pengendapan/settle, pengeluaran /decant/draw, dan idle) yang berlangsung dalam satu reaktor sehingga mempunyai beberapa keuntungan seperti tidak perlunya clarifier dan segi fleksibilitasnya. SBR yang ada selama ini dikembangkan dari konsep lumpur aktif dan banyak dioperasikan dalam sistem aerob maupun kombinasi anaerob-aerob. Sedangkan pengoperasian secara betul-betul anaerob masih sangat sedikit. Untuk itu pada penelitian ini, SBR dioperasikan secara anaerob yang memisahkan rase asidogenesa dengan metanogenesa dalam pengolahan organik tinggi arlifisial yang terbuat dari glukosa. Biomassa yang digunakan merupakan kultur tercampur yang diambil dari bioreaktor anaerob yang sudah beroperasi dengan baik.Dari pengoperasian SBR anaerob rase asidogenesa pada berbagai konsentrasi umpan dan rasio waktu pengisian terhadap reaksi (fir) diketahui bahwa rasio waktu fill/react merupakan variabel proses yang mempengaruhi efisiensi penyisihan dimana beban pengolahan memiliki rasio fill/react optimum yang berbeda-beda. Untuk beban 10000 mg/I COD optimum pada rasio f/r 2:2 jam/jam; beban 30000 mg/1 COD optimum pada rasio f/r 2:4 jam/jam; dan untuk beban 60000 mg/I dan 80000 mg/i optimum pada rasio f/r 2:8 jam/jam. Proses yang terjadi masih pada tahap asidogenesa dengan tingkat penurunan COD tidak terlalu besar yaitu sekitar 40-50%. Sebagian besar substrat organik diubah menjadi asam-asam volatil (3500-5000 mg/I TAV) yang meningkat seiring dengan lama waktu pengolahan dan pada keseluruhan pengoperasian SBR pada berbagai beban relatif belum terbentuk gas metan.Selama periode pengisian, telah terjadi penguraian substrat oleh biomassa Hal ini dibuktikan pads analisa kinetika yang mendapatkan laju penyisihan k yang berkisar 0,34-3,15 jam dan faktor yield berkisar antara 0,03-0,08 g VSS/g COD. Hasil k yang diperoleh menunjukan bahwa harga akan turn seiring dengan peningkatan beban umpan. Proses penguraian ini berlanjut pada periode reaksi dengan laju pemakaian substrat (q) berkisar antara 0,32-1,82 jam dengan kecendenmgan bahwa semakin lama waktu batch dan semakin tinggi konsentrasi beban, laju pemakaian substratnya semakin turun. Dan laju pertumbuhan biomassa berkisar antara 0.026-0,163 jam-1 dengan kecenderungan yang sama dengan laju pemakaian susbtrat. Dari data kedua laju periode reaksi didapatkan laju kematian (Kd) = 0,0058 jam-1 dan Y = 0,0942 g VSS/g COD. Laju pembentukan produk TAV (rp) tertinggi diperoleh pada beban 30.000 mg/1 rasio f/r 2:8 jam/jam sebesar 201,38 mg TAV/1 jam.