2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 1.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 2.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 3.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 4A.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 4B.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-BAB 5.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
2010 TA PP WAHYU ARDI HARTOMO 1-PUSTAKA.pdf
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Korosi mikrobiologi merupakan salah satu bentuk kerusakan pada material, khususnya logam. Permasalahan mengenai korosi mikrobiologi merupakan 40% dari total permasalahan
yang terjadi pada dunia Oil & Gas. Keberadaan mikroorganisme yang ada dimana-mana ikut mendorong terjadinya korosi mikrobiologi ini. Kerusakan yang dihasilkan merupakan akibat dari aktivitas mikroorganisme yang kemudian membuat kerusakan seperti korosi sumuran
(pitting). Korosi mikrobiologi dapat memberi akibat yang lebih berbahaya dari korosi seragam karena bentuk kerusakan yang dihasilkan.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kerusakan yang dihasilkan oleh bakteri pereduksi sulfat dengan kerusakan yang dihasilkan oleh bakteri pengoksidasi besi. Kedua jenis
bakteri ini dipilih karena merupakan jenis bakteri yang banyak berperan dalam korosi mikrobiologi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu jenis bakteri, waktu pengujian dan ada tidaknya biofilm pelindung. Penggunaan biofilm pelindung merupakan salah satu metoda baru yang juga dicoba dilakukan dalam penelitian kali ini. Parameter waktu yang digunakan adalah 1 dan 3 minggu. Jenis bakteri yang digunakan dalam percobaan adalah bakteri pengoksidasi besi dan bakteri pereduksi sulfat. Bakteri pengoksidasi besi yang digunakan adalah Acidithiobacillus ferrooxidans dan bakteri pereduksi
sulfat yang digunakan adalah Desulvofibrio piger. Keberadaan biofilm Bacillus subtilis sebagai biofilm pelindung dari korosi dalam penelitian ini pengurangan berat menjadi indicator utama dengan dilakukan karakterisasi dari produk korosi menggunakan XRD dan pengamatan permukaan menggunakan SEM.
Hasil dari penelitian ini didapatkan spesimen yang diujikan selama 3 minggu kedalam medium Acidithibacillus ferrooxidans tanpa adanya biofilm Bacillus subtilis mengalami pengurangan berat yang terbesar dengan 1.1654 gram. Sedangkan pengurangan berat terkecil didapat dari spesimen yang diujikan selama 1 minggu didalam medium Desulfovibrio piger dengan perlindungan biofilm Bacillus subtilis sebesar 0.3686 gram. morfologi kerusakan yang
dihasilkan oleh Desulfovibrio piger menunjukkan kerusakan korosi sumuran sedangkan kerusakan akibat Acidithiobacillus ferrooxidans menunjukkan kerusakan korosi seragam.