digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketahanan material baja yang akan digunakan dalam aplikasi industri minyak dan gas terhadap sulfide stress cracking (SSC) merupakan hal yang penting karena tidak sedikit fenomena SSC terjadi dalam aplikasi material baja, umumnya pipa baja, yang digunakan dalam lingkungan korosif yang mengandung gas H2S (sour service). Pada tahun 2009, baja HSLA menjadi popular sebagai material baja pilihan yang digunakan dalam aplikasi perpipaan di lingkungan sour service karena karakteristik baja HSLA yang berharga murah, berkekuatan tinggi, dan bersifat mampu las (weldability) yang baik. Dalam proses fabrikasi pipa baja yang berasal dari Hot Rolled Coil (HRC), diperlukan deformasi plastis selama proses pembentukan pipa baja dan dapat terjadi takikan. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi pelat baja HSLA sebagai bahan baku pipa baja API 5L X52 dan pengujian SSC untuk mengetahui pengaruh regangan plastis dan takikan pada pelat baja tersebut. Sebelum pengujian SSC dilakukan, karakterisasi pelat baja dilakukan dengan uji tarik, uji keras, metalografi, dan Optical Emission Spectroscopy (OES). Selama pengujian SSC, pembebanan yang sebesar 72% SMYS untuk material asreceived dan yang sebesar 72% dari kekuatan luluh aktual untuk material asreceived yang diberi regangan plastis, dilakukan dengan metode four-point bending yang mengacu standar ASTM G 39. Prosedur pengujian dan pembuatan larutan uji SSC dilakukan sesuai dengan standar NACE TM0177-2005 (metode B Bent-Beam Test). Larutan uji SSC yang digunakan adalah larutan B. Pengujian SSC dilakukan pada spesimen as received, spesimen yang diberi takikan, dan spesimen yang diberi regangan plastis nominal 5% dan 10%. Hasil karakterisasi material menunjukan bahwa pelat baja as-received merupakan pelat baja HSLA yang memiliki struktur mikro ferit-perlit dan sesuai untuk bahan baku pipa baja API 5L X52. Hasil pemeriksaan retakan pasca pengujian SSC dengan metalografi dan SEM menunjukan bahwa tidak terjadi retakan pada seluruh spesimen, kecuali spesimen yang mengalami regangan plastis nominal 10%. Retakan tersebut bukan tipikal retakan SSC, melainkan retakan yang terjadi karena tegangan internal akibat proses pengerolan dingin pelat baja as received dan juga/atau karena hydrogen-induced cracking. Ditemukan juga korosi sumuran dan korosi seragam pada permukaan spesimen.