digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Limbah cair yang dihasilkan pabrik minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 1993 diperkirakan akan mencapai 9,25 juta ton dengan konsentrasi bahan organik sebesar. 277.500 ton sebagai BOD. Secara keseluruhan, beban tersebut setara dengan beban air buangan rumah tangga yang diakibatkan oleh sekitar 15,2 juta penduduk negara berkembang. Dengan beban yang demikian besar, limbah cair pabrik minyak kelapa sawit akan menjadi sumber pencemar yang potensial bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan seksama. Untuk menurunkan konsentrasi bahan organik tersebut, pada umumnya pabrik minyak kelapa sawit menerapkan sistim pengolahan biologis dengan menggunakan beberapa buah kolam sebagai sarana pengolah. Meskipun efesiensi pengolahan dapat dicapai cukup tinggi, namun sistim ini memiliki banyak kelemahan, antara lain adalah membutuhkan sejumlah kolam berukuran cukup besar dan luas, serta waktu yang relatif lama untuk mencapai bake mutu air buangan. Salah satu alternatif yang diperkirakan mampu mengatasi kelemahan tersebut adalah pengolahan dengan bioreaktor unggun fluidisasi anaerob dua tahap, atau disingkat BUFAN dua tahap. Dengan sistim ini konsentrasi dan waktu tinggal biomassa di dalam bioreaktor dapat ditingkatkan, sehingga penurunan konsentrasi bahan organik semakin cepat berlangsung. BUFAN dua tahap dalam penelitian ini menggunakan dua buah reaktor unggun fluidisasi yang dipasang secara terpisah. Kedua reaktor terbuat dari bahan dan ukuran yang sama, yaitu dari bahan plexiglass dengan tinggi 96 cm dan diameter dalam 6,4 cm. Sebagai media pertumbuhan mikroorganisme digunakan pasir kuarsa dengan diameter rata-rata 0,5 mm. Reaktor dioperasikan dalam kondisi mesophilic pada suhu 35 derajat C. Dalam pengoperasiannya, reaktor pertama digunakan untuk melangsungkan proses asidogenasi dan reaktor kedua untuk melangsungkan proses metanogenasi. Kemampuan BUFAN dua tahap dalam menurunkan konsentrasi bahan organik limbah diamati pada berbagai variasi waktu tinggal cairan.