digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Annealing merupakan pemanasan material pada temperatur tertentu kemudian didinginkan secara perlahan sehingga terjadi perubahan pada ukuran butir dan kekerasan logam tersebut. Seringkali proses ini dilakukan sebelum dan sesudah logam tersebut dibentuk. Pembentukan logam menjadi suatu produk tertentu dapat dilakukan dengan pengerjaan panas (hot working) dan dingin (cold working). Tujuan utama dari proses annealing terhadap logam yang telah mengalami pembentukan adalah untuk mendapatkan sifat mekanik yang optimum pada komposisi yang tepat dengan memperhatikan dua faktor utama dalam tahapan annealing, yaitu waktu dan temperatur annealing. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh waktu annealing terhadap kekerasan logam setelah mengalami proses pengerjaan dingin. Parameter yang digunakan adalah waktu annealing, regangan reduksi dan pengukuran butir. Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat buah paduan Cu-Sn-Pb dengan dimensi yang sama. Keempat spesimen tersebut mengalami proses annealing dan pengerolan. Annealing dilakukan dalam dua tahap dengan waktu pemanasan yang berbeda-beda; annealing I (sebelum pengerolan) dan annealing II (setelah pengerolan). Pengerolan dilakukan dengan regangan reduksi (εt) 80%. Metoda karakterisasi yang digunakan adalah uji keras dan metalografi sehingga diketahui bahwa ukuran butir sangat berpengaruh terhadap harga kekerasan suatu material. Pengukuran butir dilakukan dengan menggunakan metoda intercept linear. Harga kekerasan maksimum yang didapat dari percobaan adalah 115 VHN dengan regangan reduksi (εt) 80% dengan waktu annealing II selama 15 menit pada temperatur 650oC. Bila dibandingkan dengan standar spesifikasi (ASTM B 103) untuk aplikasi bearing yaitu 121 VHN, nilai kekerasan yang didapat tidak memenuhi standar. Percobaan tambahan dilakukan untuk mendapatkan nilai kekerasan sesuai spesifikasi standar. Hal ini dilakukan dengan cara pemanasan annealing II selama kurang dari 11 menit sehingga harga kekerasan yang dicapai menjadi 121 VHN. Ukuran butir paduan Cu-Sn-Pb bertambah besar dari 55-77 Mm setelah annealing II. Hal ini membuktikan bahwa waktu annealing yang lebih lama akan memperbesar ukuran butir dan menurunkan harga kekerasan paduan Cu-Sn-Pb.