digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perhitungan mengenai beban aerodinamika tak stasioner merupakan salah satu bagian yang penting untuk menyelesaikan masalah aeroelastisitas. Perhitungan tersebut dibutuhkan untuk perancangan pesawat udara berkaitan dengan prediksi respon dinamik dan kestabilan pada struktur pesawat udara yang menentukan kecepatan terbang maksimum (kecepatan flutter), flight envelope dan parameter lainnya. Saat ini, riset dan investigasi terus dikembangkan untuk mendapatkan metode perhitungan beban aerodinamika tak stasioner yang semakin akurat dan efisien untuk konfigurasi aerodinamika yang semakin kompleks. Untuk itu diperlukan pemahaman mendasar tentang metoda yang telah ada. Dalam tugas akhir ini dilakukan formulasi ulang metode doublet point yang dikemukakan oleh Ueda dan Dowell pada tahun 1982 dan kemudian membuat kode numerik (program) untuk menghitung beban aerodinamika tak stasioner pada sayap pesawat udara berdasarkan metode tersebut. Formulasi ulang yang dimaksudkan pada tugas akhir ini merupakan upaya untuk menulis ulang secara utuh metode doublet point berdasarkan persamaan-persamaan aliran dasar hingga didapatkan formulasi tekanan-downwash seperti yang telah dilakukan oleh Kussner pada tahun 1936 [13] dan kemudian melakukan diskritisasi formulasi tekanan-downwash tersebut seperti yang dilakukan oleh Ueda dan Dowell pada metode doublet point. Kode numerik yang dibuat untuk menghitung beban aerodinamika tak stasioner pada sayap udara dibuat pada perangkat lunak MATLAB. Hasil ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lebih lanjut metoda perhitungan beban aerodinamika tak stasioner. Sebagai uji validasi dari program tersebut kemudian diambil studi kasus untuk sayap CN235 [10] dan sayap BAH [2]. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh melalui program yang dibuat dengan hasil pada referensi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh, perhitungan beban aerodinamika yang dilakukan melalui program yang dibuat telah mampu memberikan hasil yang cukup baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa formulasi metode doublet point yang telah diaplikasikan pada program yang dibuat pada perangkat lunak MATLAB oleh penulis telah benar dan mampu memberikan hasil yang sama dengan yang dihasilkan menggunakan kode numerik yang dikembangkan oleh pihak lain.