2009 TA PP KUSUMOBHAWONO AJI 1-BAB 1.pdf
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP KUSUMOBHAWONO AJI 1-BAB 2.pdf
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP KUSUMOBHAWONO AJI 1-BAB 3.pdf
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP KUSUMOBHAWONO AJI 1-BAB 4.pdf
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP KUSUMOBHAWONO AJI 1-BAB 5.pdf
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice D
» Gedung UPT Perpustakaan
Saat ini isu mengenai ketakutan akan habisnya energi dari bahan bakar fosil semakin menonjol. Untuk mengatasi masalah ini, telah disusun kebijaksanaan dari pemerintah untuk menghemat bahan bakar. Usaha untuk menghemat bahan bakar
juga dilakukan oleh para produsen kendaraan bermotor. Teknologi baru yang dikembangkan oleh para produsen kendaraan bermotor memerlukan juga pengembangan dari kualitas bahan bakarnya. Oleh sebab itu, industri petrokimia bekerja sama dengan industri otomotif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan tuntutan spesifikasi motor adalah penggunaan aditif bahan bakar.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja aditif pada motor diesel melalui uji jalan serta melihat dampak dari penggunaan aditif tersebut terhadap konsumsi bahan bakar.
Pengujian dilakukan menggunakan bahan bakar solar tanpa dan dengan aditif. Uji jalan menggunakan 2 kendaraan bermotor, turbocharged direct injection dan turbocharged common-rail. Pengujian dilaksanakan melalui uji jalan sejauh 6000 Km.
Hasil uji menunjukkan konsumsi bahan bakar yang berbeda untuk kedua
kendaraan. Aditif lebih memberikan efek pada kendaraan yang memiliki teknologi common-rail. Dengan perubahan konsumsi bahan bakar yang meningkat 1,5% pada kendaraan diesel turbocharged direct injection dan hemat 2,5% pada kendaraan diesel common-rail memberi gambaran bahwa pengujian yang dilakukan belum mampu mengevaluasi kinerja aditif secara akurat.