Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak di antara tiga interaksi lempeng dunia, yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo- Australia. Adanya tiga interaksi lempeng tersebut mengakibatkan Indonesia memiliki 130 gunung api aktif yang tersebar sepanjang pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Banyaknya gunung api ini memberikan berkah tersendiri bagi bangsa Indonesia, yaitu ditemukannya potensi energi panas bumi yang melimpah. Salah satu cara untuk mengestimasi potensi energi panas bumi yaitu dengan pemodelan reservoir panas bumi. Pemodelan ini menggunakan metode numerik Finite Difference untuk mengaproksimasi persamaan kekekalan massa dan kekekalan energi di dalam reservoir panas bumi, sehingga diperoleh distribusi parameter fisis reservoir seperti temperature, tekanan, dan entalpi.
Dalam pemodelan ini, reservoir merupakan reservoir dominasi air (liquid dominated system) fluida dua fasa. Oleh sebab itu, fasa yang sangat berpengaruh terhadap dinamika fluida dan energi adalah fasa cair. Perumusan persamaan kesetimbangan massa dilakukan dengan menerapkan kondisi semikompresibel. Pemodelan dilakukan untuk sistem geothermal tertutup, sehingga tidak terjadi aliran massa masuk dan keluar dari sekitar zona reservoir, tetapi mendapat tambahan massa dari sumur injeksi dan tambahan energi secara kontinyu dari sumber panas yang berada di dasar reservoir. Pemodelan ini akan memberikan gambaran perubahan distribusi tekanan dan entalpi terhadap waktu akibat adanya proses injeksi.
Adanya proses injeksi kedalam reservoir, mengakibatkan distribusi tekanan dalam reservoir berkurang sejenak, kemudian tekanan kembali naik secara perlahan sampai mencapai kesetabilan (dalam pemodelan ini perlu waktu 50 hari). Proses injeksi juga mengakibatkan perubahan distribusi temperatur dan entalpi, selain itu dapat menurunkan potensi listrik reservoir.