digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keterbatasan akan jumlah donor untuk transplantasi merupakan permasalahan yang serius, maka perlu dicari alternative material pengganti yang dapat mengatasi keterbatasan akan kebutuhan jumlah donor. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat scaffold alginat-kitosan dengan metode freeze drying. Untuk meningkatkan kinerja scaffold yang dibuat, diperlukan suatu material sebagai penginisiasi pertumbuhan sel baru. Pada proses Tissue Engineering diperlukan material inisiator yang mempunyai sifat-sifat biokompatibilitas, bioaktif, biodegradasi yang baik. Maka diperlukan suatu modifikasi membrane support alginat-kitosan dengan menumbuhkan hidroksiapatit (HAp) pada permukaan membrannya. Alginat dan kitosan memiliki muatan ion yang berlawanan, dimana kitosan memilki muatan positif sementara alginat memiliki muatan negatif. Penggabungan keduanya akan membentuk dua ikatan kimia yang stabil yang dapat meningkatkan integritas strukturnya. Campuran kitosan dan alginat dapat membentuk membrane scaffold dengan proses freeze drying dalam waktu yang relatif singkat dan mudah diatur tingkat porositasnya. Membrane support alginat-kitosan digunakan sebagai media penumbuhan HAp, dimana larutan Simulated Body Fluid (SBF) jenis Kokubo digunakan sebagai sumber HAp yang disintesis dengan metode Self Assembly dengan variasi waktu perendaman yaitu 1 hari dan 4 hari. Hasil karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) dari proses freeze drying memperlihatkan morfologi dari membran yang berpori dengan diameter pori rata-rata 95μm, yang mana telah mendekati pori scaffold komersil. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menujukan bahwa telah terbentuk fasa kristalin HAp dengan referensi puncak 2θ pada kisaran antara 32o - 33o, dimana derajat kristalinitas dari HAp meningkat seiring dengan lamanya perendaman.