digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Turbine wheel yang digunakan pada Auxiliary Power Unit (APU) GTCP-85series yang terdapat pada pesawat terbang Boeing 737 Classic dikembalikan ke engine shop untuk diinvestigasi karena mengeluarkan suara abnormal saat beroperasi. Inspeksi secara menyeluruh menunjukkan adanya kerusakan berupa blade tip yang tererosi. Prosedur perbaikan turbine wheel yang terbuat dari as-cast nickel-based superalloy Inconel 792 dengan kerusakan tersebut tidak tercantum dalam Aircraft Maintenance Manual (AMM). Untuk melakukan perbaikan terhadap masalah kerusakan tersebut, GMF AeroAsia sebagai pemegang DOA melakukan pengembangan prosedur perbaikan dengan teknik ESD. Hasil dari rangkaian pemeriksaan dan pengujian menunjukkan bahwa blade tip yang patah mungkin disebabkan oleh fissure dan microcrack dan kemudian menyebar menjadi open-surface crack. Uji coba perbaikan dilakukan pada test coupon sheet yang dibuat dari turbine wheel yang berstatus condemned. Untuk normalisasi mikrostruktur pada material yang sudah condemned tersebut, heat treatment berupa solution treatment dilakukan sebelum spesimen uji dikerjakan dengan teknik Electro-Spark Deposition (ESD). Penyambungan dengan brazing dalam pembuatan specimen uji tarik dilakukan karena teknik ESD tidak dapat digunakan untuk menyambung dua material. Analisis tegangan menggunakan cara analitis dan metode elemen hingga dilakukan untuk mengetahui kondisi tegangan yang terjadi pada bagian yang diperbaiki akibat pembebanan. Beban akibat gaya sentrifugal diterapkan untuk mensimulasikan kondisi operasi turbin yaitu putaran maksimum sebesar 41700 rpm. Kriteria penerimaan (acceptance criteria) untuk memastikan kualitas hasil perbaikan dengan teknik ESD diterapkan menggunakan pengujian tak merusak (NDT) radiography, uji tarik, uji microhardness, dan metallography. Inspeksi radiography menunjukkan tidak adanya cacat porositas pada hasil ESD. Uji microhardness menunjukkan tingkat kekerasan hasil ESD mendekati kekerasan base metal. Putusnya spesimen uji tarik bukan pada overlay melainkan pada bagian sambungan brazing dengan harga tegangan lebih besar daripada tegangan beban menunjukkan kekuatan ikat hasil ESD yang lebih besar daripada harga tegangan putus tersebut sekaligus juga lebih besar daripada tegangan akibat pembebanan Hasil metalography menunjukkan tidak terjadinya heat affected zone (HAZ) pada hasil ESD. Hasil-hasil tersebut menunjukkan dapat terpenuhinya acceptance criteria oleh perbaikan dengan ESD.