digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan Global Positioning System (GPS) setelah mendapatkan Initial perational Capability (IOC), memungkinkan GPS memiliki potensi sebagai sistem navigasi satelit yang dapat menggantikan sistem navigasi terrestrial. Sejak tahun 2003, Global Navigation Satellite Systems (GNSS) Panel menjadikan satelit bagian dari teknologi navigasi penerbangan sebagai satu kesatuan dalam the Navigation Systems Panel (NSP) pada International Civil Aviation Organization (ICAO). Rencana penerapan sistem navigasi berbasis satelit GNSS di Indonesia juga telah tertuang dalam cetak biru (blue-print) Transportasi Udara Indonesia 2005-2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tentang Perencanaan Navigasi Penerbangan dengan GNSS sebagai prasarana di dalam profil transportasi udara masa depan Indonesia. Sehingga diperlukan penelitian awalan untuk mengkaji penerapan GNSS sebagai navigasi alat bantu pendaratan di Indonesia terutama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Penelitian tesis ini merupakan studi awal untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang penerapan GNSS-based Landing System (GLS) dengan merancang prosedur pada pelayanan Precision Approach CAT I di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Perancangan GLS ini mengacu kepada dokumen International Civil Aviation Organization (ICAO) Doc 8168 OPS/611: PANS-OPS Vol. II – Construction of Visual and Instrument Flight Procedures 5thedition. Prosedur ini merupakan kombinasi selama tahap transisi antara prosedur ILS CAT-I dengan GLS ekivalen CAT-I, dengan mengacu literatur tersebut dilakukan proses perancangan prosedur GLS. Validasi perancangan prosedur dilakukan melalui simulasi karena pengujian terbang dengan pesawat udara yang sebenarnya tidak efesien dilakukan. Penggunaan simulasi di dalam penerapan prosedur GLS ini digunakan untuk memberikan gambaran visual dan proses validasi terhadap penerapan kemampuan terbang prosedur tersebut, sehingga dampak penerapan terhadap sistem operasi prosedur ATS dapat diketahui. Hal ini diperlukan untuk mendapatkatkan sertifikasi atau persetujuan pihak otoritas terhadap prosedur approach dan landing dengan GLS di Bandara Soekarno Hatta. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak simulasi terbang X-Plane 9 sebagai Ground Validation. Profil terbang dapat teridentifikasi dengan menggunakan kombinasi aplikasi perangkat lunak Google Earth dan Matlab/Simulink. Kedua aplikasi tersebut menunjukkan kemampuan terbang Prosedur GLS dengan menggunakan FMS/GPS pesawat Boeing 777–200 di dalam Simulator X-Plane 9.