digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam industi migas, peralatan untuk proses transmisi terdiri dari pipa, truk dan kapal tanker bergantung dari jarak yang ditempuh. Pipa merupakan salah satu alat yang banyak dipakai karena keuntungan dan kemudahannya. Seiring berjalannya waktu dan adanya peningkatan kondisi operasi, komponen pipa akan mengalami pemunduran kehandalan dan kegagalan fungsi karena mengalami degradasi. Untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh dari degradasi terhadap kehandalan perlu dilakukan analisis Fitness For Service Dalam tugas akhir ini, peralatan dianalisis dengan menggunakan standar API 579 bagian 3 tingkat 1 dan 2. Metode ini terdiri dari beberapa langkah perhitungan matematika. Maka untuk mempermudah penganalisisan integritas komponen, dikembangkan program bantu perhitungan untuk masing-masing tingkatan tersebut menggunakan Microsoft Excel. Studi kasus dilakukan pada piping yang berpotensi mengalami brittle fracture di Stasiun LNG Tangguh dengan nomor komponen 071-GL-1001-18”-3SAOK-CI. Dari hasil data yang diperoleh, diketahui bahwa sistem perpipaan ini beroperasi pada temperatur yang sangat rendah yaitu -270.4F . Berdasarkan analisis brittle fracture concern API 579 didapatkan piping tidak memenuhi kriteria penerimaan tingkat 1 dan tingkat 2 sehingga piping tersebut harus dianalisis lebih lanjut menggunakan metode tingkat 3. Kemudian dilakukan analisis studi parameter yang mempengaruhi integritas komponen yang berpotensi mengalami brittle fracture. Parameter tersebut adalah governing thickness, jenis material, range temperatur, kriteria penerimaan. Parameter ini mempengaruhi nilai dari MAT yang dihasilkan serta batas aman untuk komponen beroperasi.