digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Energi panas bumi merupakan salah satu bentuk energi alternatif yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai solusi dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik dan pemanfaatan lainnya dalam menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Lapangan panas bumi Lainea berada pada daerah non-vulkanik, pada lingkungan sedimen dan metamorfik, yang umumnya memiliki karakteristik yang khas, seperti tidak ditemui solfatar ataupun fumarol, namun dapat memiliki temperatur yang tinggi. Sistem panas bumi Lainea dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan temperatur tertinggi 80.8 oC, pH netral dan alterasi batuan. Fluida sistem panas bumi Lainea bertipe bikarbonat dan berada pada zona immature water. Temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geotermometer Na-K-Ca (200oC), termasuk entalpi menengah ke entalpi tinggi. Lapangan panas bumi Lainea memiliki daerah resapan yang cukup luas yang berfungsi sebagai suplai masuknya air meteorik ke dalam akifer. Seluruh manifestasi berada pada daerah upflow sistem panas bumi Lainea. Nilai pendugaan temperatur reservoir berdasarkan hasil plotting geotermometer Na-K-Ca yaitu sebesar 200 oC dan tidak ditemukan boiling pada air panas. Perkiraaan potensi listrik panas bumi pada lapangan panas bumi Lainea dengan menggunakan metode volumetrik lumped parameter adalah sebesar 71 MWe, pada kelas cadangan terduga, untuk masa eksploitasi selama 30 tahun. Dengan Simulasi Monte Carlo, diperoleh potensi listrik konservatif sebesar 44 MWe, potensi listrik moderat sebesar 93 MWe, dan potensi listrik optimis sebesar 109 MWe. Parameter reservoir panas bumi Lainea yang paling sensitif adalah temperatur initial reservoir. Parameter lainnya yang cukup sensitif adalah faktor perolehan (recovery factor), ketebalan reservoir, luas area reservoir dan faktor konversi listrik. Porositas batuan merupakan parameter yang kurang sensitif jika dibandingkan dengan parameter-parameter yang sudah disebutkan diatas.