digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mencoba mengeksplorasi informasi tentang keberlanjutan penerapan sistem silvofishery, salah satu bentuk pengelolaan mangrove yang memadukan prinsip ekologi dan ekonomi. Pertimbangannya adalah bahwa kelestarian sistem ini akan berdampak pada pemulihan kondisi ekosistem mangrove yang mulai rusak akibat meningkatnya aktivitas pertambakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberlanjutan tiga jenis tambak silvofishery yang ada di Desa Dabung yaitu tambak milik Bapak Syukur, tambak milik Bapak Ridho Oktavianus dan tambak milik pemerintah (dkp) dan untuk memperkenalkan sistem silvofishery berkelanjutan yang didasarkan pada ratio antara ekosistem mangrove yang dapat dikonversi menjadi tambak silvofishery dan yang harus tetap dipertahankan. Hasil dari kajian dengan menggunakan metode ecological footprint menunjukkan bahwa laju pemanfaatan sumber daya alam pada ketiga jenis tambak masih di bawah daya dukung lingkungan. Sementara itu tambak silvofishery yang paling layak dikembangkan adalah tambak milik Bapak Ridho Oktavianus karena selain ruang ekologi yang diperlukan tidak terlalu besar, tambak ini juga sudah memenuhi syarat pembangunan tambak silvofishery dapat memberikan keuntungan ekonomis yang paling tinggi. Sedangkan ratio antara ekosistem mangrove yang dapat dikonversi menjadi tambak dan yang harus tetap dipertahankan adalah 1: 7,61 dengan luas maksimal pengkonversian adalah 1.161,44 ha.