CORS (Continuously Operating Reference Station) adalah salah satu teknologi berbasis GNSS yang dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi terkait penentuan posisi. CORS merupakan jaring kerangka geodetik aktif berupa stasiun permanen yang dilengkapi dengan receiver yang dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan satelit GNSS lainnya, yang beroperasi secara kontinyu selama dua puluh empat jam. Dalam pemanfaatannya CORS dapat menyediakan data penentuan posisi secara real time ataupun post-processing dan menyediakan jaringan terbuka agar data-data posisi yang dihasilkan dapat diakses secara aktif oleh pengguna. Sistem serupa di seluruh dunia memiliki istilah berbagai macam istiliah yang berbeda untuk setiap negara. CORS di Indonesia sendiri pertama kali dioperasikan oleh Badan Informasi Geospasial (sebelumnya bernama Bakosurtanal) pada tahun 1996 dan disebut juga IPGSN (Indonesia Permanent GNSS Station Network). Pada bulan April 2012, jaringan CORS IPGSN telah memiliki 117 stasiun yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Selain jaringan IPGSN, jaringan CORS di Indonesia juga dikembangan oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional) yang pada bulan April 2012 telah memiliki 93 stasiun dan 70 diantaranya berada di Pulau Jawa. Selain itu juga dijelaskan sistem CORS lainnya yang terdapat di dunia yaitu IGS, EPN, SWEPOS, TUSAGA-Aktif, GEONET, CORSnet-NSW, dan MyRTKnet.
Pada penelitian ini diketahui bahwa jaringan CORS IPGSN milik BIG dan BPN belum berfungsi optimal dan jika dibandingkan dengan jaringan CORS lainnya yang ada di dunia, maka jaringan CORS IPGSN dan BPN masih harus dilakukan perbaikan pada berbagai aspek.