Sistem guidance and control pada roket bertujuan untuk memandu roket (pada tugas akhir ini adalah roket RKX-200 LAPAN) untuk bergerak mencapai final point yang ditetapkan dengan miss distance sekecil mungkin. Pada sistem konvensional, guidance and control pada roket dibuat dimana control terpisah dari guidance untuk membentuk satu satuan kendali roket yang lengkap. Sedangkan pada IGC, fungsi pemandu (guidance) dan pengendalian (control) disatukan, sehingga akan menghasilkan trade off desain antara sub-sistem dalam pengendalian roket. Pada tugas akhir ini dilakukan pengontrolan terhadap gerak roket dengan
menyatukan sistem kontrol dan pandu roket dengan menggunakan sistem pandu Proportional Navigation (PN). Sistem pandu tersebut dimaksudkan guna memandu roket mencapai final point yang diharapkan. Sementara, pengontrolan pada gerak roket berfungsi untuk menjaga kestabilan pitch rate (laju sudut angguk), roll rate (laju sudut guling), dan yaw rate (laju sudut geleng). Simulasi trajektori roket menggunakan karakteristik dinamik yang diperoleh dari Missile DATCOM. Simulasi dilakukan sebanyak empat kali dengan koordinat awal sama yaitu [2000; 0; 500] meter. Simulasi pertama, tanpa menggunakan Sistem Pandu PN dengan koordinat target [8000; 0; 500], serta dengan koordinat target [8000; 300; 500], [8000; -300; 500], dan [8000; 1048; 500] meter dengan menggunakan sistem pandu PN pada simulasi kedua, ketiga dan keempat secara berturut-turut. Dari simulasi tersebut diperoleh resultan miss distance 1.5 meter pada simulasi pertama, 5.6 meter, 5.9 meter, dan 189.2 meter pada simulasi kedua, ketiga, dan
empat secara berturut-turut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa roket memiliki karakteristik dinamik yang stabil dan tidak dapat mempertahankan ketinggian terbangnya.