Sebagian besar lapangan tua yang telah lama diproduksi memiliki beberapa sumur yang ditinggalkan dan sumur yang masih ekonomis untuk diproduksikan. Sumur ini akan diproduksikan dengan injeksi air(waterflood). Pertimbangan sebelum melakukan injeksi waterflood adalah penentuan pola injeksi. Hal ini didasarkan pada sudut kemiringan sumur injeksi terhadap sumur produksi. Meskipun kemiringan ini sebenarnya ada secara alami di lapangan tetapi perlu dilakukan studi laboratorium untuk mengetahui kemiringan terbaik sumur injeksi waterflood agar diperoleh hasil produksi yang maksimal. Paper ini akan menyajikan data tentang pengaruh kemiringan pada reservoir yang dimodelkan dalam dua dimensi (2D) terhadap faktor perolehan minyak dengan metoda injeksi waterflood. Studi laboratorium ini dilakukan pada formasi batuan pasir yang tidak terkompaksi.