PENGARUH WAKTU AUSTENITISASI PADA PROSES PELARUTAN KARBIDA BAJA MANGAN AUSTENITIK (Bambang Widyanto(1), Achmad Sambas(2)) hal. 1-8Baja mangan austenitik digunakan pada komponen dengan ketahanan aus yang baik dan mampu menahan beban impak. Contoh aplikasinya yaitu sebagai rock crushers dan dredge buckets di industri pertambangan, sebagai grinding mills di industri semen dan sebagai bagian kepala frogs reI kereta api di industri transportasi. Namun baja mangan austenitik hasil pengecoran memiliki kekurangan, yaitu sifat yang cukup getas serta ketangguhan yang masih rendah akibat adanya karbida. Oleh karena itu untuk memperbaikinya maka baja mangan austenitik hasil pengecoran harus melalui proses solution treatment untuk melarutkan karbida ke dalam fasa austenit. Pada penelitian ini, dilakukan pula proses pembuatan spesimen dengan tebal yang bervariasi yaitu 2, 3, 4 dan 5 in, untuk mengetahui pengaruh dimensi pada sifat dari produk yang dibuat. Masing-masing spesimen diperoleh dengan proses pengecoran dengan komposisi kimia sesuai standar ASTM A 128 grade A. Setelah itu, dilakukanlah proses solution treatment dengan metode step heating dengan temperatur 575oC dan 1050oC dan waktu pemanasan yang ditentukan sesuai dengan referensi. Temperatur pemanasan ditentukan berdasarkan Diagram Fasa Fe-Mn-C dan penelitian sebelumnya. Waktu penahanan ditentukan berdasarkan pemodelan perpindahan panas dan literatur. Kemudian pengaruh dari metode solution treatment terhadap struktur mikro, ukuran butir dan kekerasan pada keempat macam spesimen tersebut diamati untuk menentukan waktu solution treatment yang paling optimal. Sasaran akhir dari penelitian ini adalah dihasilkannya metode perlakuan panas yang tepat, untuk menghasilkan sifat-sifat paduan yang diinginkan dan dalam kasus ini didapatkan kekerasan 160 HB.
OPTIMASI PELAPISAN MATERIAL PEREDAM VISKOELASTIK PADA STRUKTUR PELAT ELASTIK (I Wayan Suweca(1), Mokhamad Nuriman Yusuf(2)) hal. 9-20Makalah ini membahas aplikasi metode optimasi untuk aplikasi pelapisan peredam viskoelastik pada pelat elastik. Metode optimasi ini merupakan inovasi dari algoritma SUMT (Sequential Unconstrained Minimization Technique). Inovasi dilakukan dengan memanfaatkan informasi distribusi energi regangan elemen pelat untuk menentukan vektor arah pencarian (search direction vector). Dalam penelitian ini, pelat elastik yang telah dilapisi dengan peredam viskoelastik dimodelkan sebagai pelat tunggal dengan karakteristik ekuivalen yang sebanding dengan kombinasi lapisan-lapisan penyusunnya. Selanjutnya karakteristik dinamik pelat tunggal dan distribusi energi regangannya dihitung menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan paket piranti lunak MSC/Nastran. Strategi optimasi yang dikembangkan telah berhasil diaplikasikan untuk memperoleh distribusi optimum lapisan material peredam viskoelastik pada berbagai kasus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola distribusi optimum lapisan material viskoelastik pada material elastik sangat dipengaruhi oleh jenis tumpuan struktur dan jumlah modus getar yang dilibatkan dalam analisis.
KARAKTERISTIK AERODINAMIS DUA SILINDER TERIRIS TYPE 1 YANG TERSUSUN SIDE BY SIDE PADA BILANGAN REYNOLDS SUBKRITIS (Indra Herlamba Siregar (1), Abdul Muis (2)) hal. 21-28Penelitian karakteristik aerodinamik aliran melalui sepasang silinder teriris tipe I yang tersusun secara side by side telah dilakukan di subsonic wind tunnel tipe terbuka pada jarak celah 1,1 sampai 4 dan sudut iris 45°, 53° dan 65°. Koefisien hambatan total terlihat semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jarak celah namun untuk sudut iris 65° ditemui fenomena yang berlawanan yaitu nilai koefisien hambatan total semakin bertambah seiring bertambah besarnya jarak celah. Fenomena bias flow terjadi pada jarak sempit dan moderate kemudian aliran cenderung simetris pada jarak yang lebar. Visualisasi juga dilakukan dengan metode asap untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai karakteristik aliran pada sepasang silinder teriris tipe I.
KAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL PENYERAPAN ENERGI TABUNG ALUMINIUM BERGALUR DENGAN BEBAN AKSIAL (Bambang K. Hadi, Ichsan S. Putra, David Basuki dan Yanyan Tedy S.) hal. 29-34Tabung bergalur yang mendapat beban aksial sering dipakai sebagai komponen penyerap energi yang efisien. Penyerapan energi dilakukan dengan menggunakan lipatan plastis yang terbentuk pada saat dilakukan pembebanan. Pada makalah ini akan dikaji perilaku penyerapan energi tabung aluminium bergalur yang mendapat beban aksial. Diameter tabung adalah 100 mm, dengan tebal 2 mm dan panjang tabung 72 mm, serta jumlah galur 3 dan 7. Masing-masing galur mempunyai kedalaman 1 mm. Kajian dilakukan baik dengan menggunakan pendekatan analitik, numerik dengan dinamik eksplisit ABAQUS dan percobaan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah galur akan menyebabkan beban peruntuhan rata-rata, Pm, menurun. Kaji numerik dengan tepat dapat memprediksi bentuk akhir lipatan plastis, dan hasilnya sesuai dengan hasil percobaan. Perbedaan Pm antar ketiga metode tersebut bervariasi, antara 1 – 20%. Kajian lebih lanjut diperlukan untuk mengurangi perbedaan tersebut. Pada semua kajian, beban peruntuhan rata-rata hasil percobaan selalu lebih besar dibanding hasil analitik maupun numerik.
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI FEEDBACK PADA SISTEM KENDALI OTOMATIK PITCH ATTITUDE HOLD (U.M. Zaeny, T. Indriyanto dan H. Muhammad) hal. 35-43Untuk wahana yang terbang beberapa meter dari suatu permukaan, alat ukur standar pengindera tinggi terbang yaitu static tube tidak bekerja dengan cukup akurat. Muncul suatu ide untuk menggunakan sensor jarak ultrasonik sebagai alternatif. Ide ini dilanjutkan dengan pemanfaatan sensor ultrasonik sebagai pengindera sudut sikap pitch dengan menggunakan dua sensor tinggi terbang ultrasonik di kedua ujung wahana tersebut. Ide ini diuji secara statik dengan menggunakan batang yang dimiringkan dan secara dinamik dengan merangkaikannya pada sistem kendali otomatik Pitch Attitude Hold skala laboratorium.