Dalam penelitian ini dilakukan kajian pengaruh perubahan rasio hutan terhadap kondisi beberapa parameter iklim, yaitu temperatur permukaan, evaporasi permukaan, dan curah hujan konvektif di Pulau Kalimantan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model iklim skala regional REMO yang dikembangkan oleh Max Plank Institute. Data masukan berupa hasil reanalisa keluaran ECMWF (ERA 15) selama 15 tahun dari tahun 1979 s.d 1993. Perubahan parameter yang terjadi dilihat melalui suatu anomali, yaitu selisih antara nilai parameter pada simulasi masing-masing skenario terhadap simulasi kontrol.Dalam hal ini, data rasio vegetasi dari USGS dimodifikasi sehingga menghasilkan 4 kondisi tutupan hutan yang berbeda. Kondisi pertama sebagai kontrol (baseline) dimana rasio hutan tidak mengalami perubahan, kondisi kedua terjadi penurunan rasio hutan sebesar 25%, kondisi ketiga terjadi penurunan rasio hutan sebesar 50%, dan kondisi keempat terjadi penambahan rasio hutan sebesar 20%. Parameter-parameter permukaan lainnya, seperti albedo permukaan, leaf area index, tipe vegetasi, dan kapasitas lapang juga disesuaikan. Proses perubahan rasio dilakukan secara random pada initial condition. Nilai rasio vegetasi tiap grid diganti menggunakan program secara otomatis hingga rasio total hutan berubah sesuai dengan skenario yang ditetapkan dan perubahan ini dianggap statis selama 15 tahun.Hasil simulasi dengan 4 kondisi tutupan hutan yang berbeda menunjukan adanya perubahan pada parameter iklim permukaan. Deforestasi akan berpengaruh pada kenaikan temperatur permukaan, penurunan evaporasi permukaan, dan perubahan pola dan intensitas curah hujan. Secara spasial, anomali temperatur permukaan antara skenario deforestasi 25%-kontrol berkisar antara 0,1-2,5 K, skenario deforestasi 50%-kontrol berkisar antara 0,2-5 K, sedangkan skenario reforestasi 20%-kontrol berkisar antara 0-(-2,5) K. Secara temporal, anomali temperatur permukaan cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Anomali evaporasi permukaan secara spasial antara skenario deforestasi 25%-kontrol berkisar antara 0-0,6 mm/hari, skenario deforestasi 50%-kontrol berkisar antara 0,2-0,9 mm/hari, sedangkan skenario reforestasi 20%-kontrol berkisar antara 0-(-0,4) mm/hari. Perubahan yang terjadi pada parameter curah hujan konvektif secara spasial tidak homogen di seluruh wilayah, ada kawasan yang mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan intensitas curah hujan.