digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produksi minyak bumi di Indonesia saat ini cenderung menurun sejalan dengan menurunnya kemampuan produksi sumur-sumur minyak yang umumnya telah beroperasi cukup lama. Kecenderungan makin meningkatnya kebutuhan minyak bumi dunia mendorong dibutuhkannya cara untuk meningkatkan perolehan minyak bumi. Salah satunya adalah dengan surfactant flooding yang merupakan salah satu metode dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR). Pada metode ini, surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk membebaskan tetesan minyak yang terperangkap di dalam pori-pori batuan dalam formasi sumur minyak. Dalam hal ini, surfaktan berfungsi untuk menurunkan interfacial tension (IFT) antara minyak bumi dan air. Beberapa surfaktan yang telah banyak dimanfaatkan adalah surfactant yang berbasis petroleum product. Dengan makin tingginya harga minyak dunia dan perhatian dunia terhadap persoalan-persoalan lingkungan dewasa ini, diperlukan produk surfaktan yang berbasis renewable resources. Methyl Ester Sulfonat (MES) merupakan salah satu surfaktan yang dapat digunakan sebagai surfactant flooding dan dapat diproduksi dari bahan baku renewable, seperti minyak-minyak nabati.MES dibuat melalui proses sulfonasi ester metil yang terbuat dari minyak sawit mentah (CPO) yang merupakan salah satu minyak nabati yang banyak terdapat di Indonesia. Masalah utama dalam penelitian ini adalah menemukan kondisi operasi optimum untuk menghasilkan MES yang nantinya dapat digunakan untuk surfactant flooding. Penelitian yang dilakukan meliputi (i) proses sulfonasi ester metil dengan reaktan NaHSO3 dan H2SO4 sampai dengan pemurnian produk menggunakan metanol dan penetralan produk menggunakan NaOH, (ii) penentuan kondisi optimum proses sulfonasi, serta (iii) pengujian produk MES yang dihasilkan (pH dan FTIR). Variasi yang dilakukan pada penelitian ini antara lain bahan baku ester metil, temperatur, dan lama reaksi berlangsung.Proses sulfonasi ester metil dengan NaHSO3 tidak berhasil membentuk MES. Hal ini ditunjukkan tidak teridentifikasinya spektrum gugus sulfonat pada pengujian dengan FTIR. Sementara pada proses sulfonasi dengan H2SO4, spektrum gugus tersebut terdeteksi. Proses sulfonasi dengan H2SO4 dapat menyebabkan terjadinya proses karbonisasi. Optimasi untuk mencegah terjadinya proses karbonisasi adalah menggunakan ester metil berangka iodin rendah, menggunakan ester metil berantai karbon 8 sampai 18, waktu reaksi sulfonasi di bawah dua jam, dan temperatur reaksi sulfonasi di bawah 70 derajat C.