digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pencairan batubara adalah proses untuk merubah batubara padat menjadi produk cair pada suhu dan tekanan hidrogen yang tinggi dengan bantuan katalis dan media pelarut. Katalis yang digunakan dipilih yang harganya relatif murah, mudah diperoleh dan cadangannya banyak. Kinerja katalis pada pencairan batubara ditentukan dari ukuran kristal fasa aktif pyrrohtite (Fe(1-x)S), dimana semakin besar ukuran kristal pirhotit semakin rendah kereaktifannya yang berakibat rendahnya jumlah batubara yang dapat dicairkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan bijih besi Kalimantan Selatan sebagai katalis alam berbasis besi terhadap produk pencairan batubara dan persen konversi pencairan batubara secara langsung yang kemudian hasilnya dikomparasi dengan tailing PT. XYZ. Dari percobaan pencairan batubara yang dilakukan menunjukkan peningkatan perolehan produk dan konversi pencairan batubara seiring dengan semakin kecilnya ukuran katalis. Katalis bijih besi dengan fraksi ukuran terkecil -325# menghasilkan pencairan yang terbaik dengan produk minyak berat 65,07 % dan aspalten 19,13%. Pencairan batubara dengan katalis bijih besi pada nisbah S/Fe =2 menghasilkan perolehan produk dan konversi yang terbaik dengan konversi pada N-Heksan 65,07 dan toluen 84,20%. Hasil pencairan batubara dengan Nisbah S/Fe=2 sampai dengan nisbah S/Fe=3 menunjukkan penurunan seiring dengan semakin besarnya nisbah S/Fe. Hasil percobaan sulfidasi menunjukkan bahwa temperatur dan bahan katalis berpengaruh terhadap ukuran kristal pirhotit yang terbentuk. Pada katalis bijih besi ukuran kristal pirhotit meningkat dengan bertambahnya temperatur dimana ukuran kristal pirhotit terbesar pada temperatur 425 derajat C. Sedangkan katalis tailing PT. XYZ perbedaan temperatur cenderung tidak berpengaruh terhadap ukuran kristal pirhotit. Katalis bijih besi yang memiliki ukuran kristal pirhotit yang lebih kecil lebih baik daripada katalis tailing PT. XYZ.