2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-COVER.pdf
2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-BAB 1.pdf
2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-BAB 2.pdf
2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-BAB 3.pdf
2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-BAB 4.pdf
2009 TS PP HARMAN SETYADI 1-PUSTAKA.pdf
Data Geologi merupakan data utama yang digunakan dalam usaha eksplorasi dan eksploitasi bahan endapan mineral. Data inti bor yang tidak lengkap dan dibawah baku mutu dapat menyebabkan keraguan terhadap nilai akhir perhitungan cadangan sumber daya mineral yang dilaporkan. Laporan mingguan yang dibuat secara otomatis dari sistem database merupakan kontrol untuk meyakinkan bahwa data inti bor sudah lengkap sesuai waktu yang sudah ditetapkan yakni 90 hari kalender. Namun laporan pada periode Agustus 2006 hingga November 2007 menunjukkan kekurangmampuan system yang harus segera dibenahi untuk mengurangi resiko akibat ketidaklengkapan database.Proyek akhir ini mencoba menggunakan pendekatan metode six sigma yakni langkah-langkah Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) yang diintegrasikan pada siklus Manajemen untuk mengurai dan memecahan masalah yang dihadapi. Masalah ini disebabkan adanya proses perencanaan proyek yang belum dilakukan dengan baik, sehingga proses kontrol dan komunikasi pada metoda eksekusi tidak dapat berjalan dengan semestinya. Tidak ada kontrol dan monitor di sepanjang proses mengakibatkan penumpukan atau proses yang terhenti pada suatu aktifitas tidak diketahui dengan segera.Berdasarkan perhitungan statistik data kelengkapan data pemboran dari bulan Agustus 2006 hingga bulan Maret 2008 didapat 304 data dari 557 atau 55% data yang tidak memenuhi standard dengan DPMO (Defect per Million Opportunity) adalah 949.036 atau sama dengan -0,1 >. Hasil perhitungan waktu yang diperlukan untuk pelengkapan database pemboran dengan menggunakan metode critical path adalah 61.5 +19.6 hari dengan ambang batas atas adalah 81 hari atau 9 hari lebih kecil dibanding standard.Implementasi dimulai dengan melakukan perencanaan ulang, mengidentifikasikan faktor penyebab yang paling tinggi resiko dan kontribusinya dalam keterlambatan proses. Kontrol dan pelaporan status pelengkapan dirancang dengan lebih mengoptimalkan Enterprise System yang sudah ada. Implementasi peningkatan sistem manajemen pada proses pelengkapan data pemboran telah berhasil meningkatkan kinerja dari Sigma Capacity -0.1> menjadi Sigma Capacity 2.6A.