2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-COVER.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 1.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 2.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 3.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 4.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 5.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 6.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-BAB 7.pdf
2009 ARDI IRAWAN PUTRA 1-PUSTAKA.pdf
Dalam penanggulangan tumpahan minyak di perairan laut, diperlukan informasi kondisi arus pasang surut dengan cepat untuk mensimulasikan penyebaran tumpahan minyak. Pada umumnya, model hidrodinamika digunakan untuk memperoleh informasi kondisi arus pasang surut tersebut. Namun penerapan model hidrodinamika terkadang membutuhkan waktu yang cukup panjang, sehingga Fadli (2007) memperkenalkan suatu metode untuk meramalkan kondisi arus pasang surut dengan menggunakan analisis harmonik komponen arus pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memvalidasi metode tersebut di atas dengan menggunakan data pengamatan di Selat Alas. Untuk mendapatkan komponen harmonik arus pasang surut di Selat Alas, maka dilakukan simulasi model hidrodinamika MIKE 21 dan analisis harmonik dengan menggunakan metode admiralty. Hasil validasi menunjukkan bahwa error rms (root mean square) antara data arus pasang surut hasil peramalan dengan data hasil pengamatan di lapangan adalah sebesar 0.24 meter/detik (komponen kecepatan Utara-Selatan) dan 0.75 meter/detik (komponen kecepatan Barat-Timur). Selanjutnya hasil simulasi hidrodinamika digunakan untuk simulasi model trajektori (garis jejak). Meskipun arus pasang surut yang dihasilkan dari hasil model hidrodinamika dan peramalan nilainya tidak jauh berbeda, namun pada hasil simulasi model trajektori partikel tumpahan minyak nya mungkin dapat menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan (dengan perbedaan rata-rata = 591.58 meter setelah 24 jam simulasi).