digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-COVER.pdf


2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-BAB 1.pdf

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-BAB 2.pdf

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-BAB 3.pdf

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-BAB 4.pdf

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-BAB 5.pdf

2009 TA PP TAUFAN WIGUNA 1-PUSTAKA.pdf

Sumur Buaya-1 dan Sumur Biawak-1, Daerah Tanjungmedan Timur yang merupakan bagian dari Cekungan Sumatra Tengah ini banyak ditemukan fosil moluska, sehingga dapat dilakukan suatu studi tafonomi untuk menentukan arsitektur sikuen dalam kerangka sikuen stratigrafi. Pada sumur ini terdapat sedimen dari Kelompok Sihapas (Formasi Menggala, Formasi Bangko, dan Formasi Bekasap) yang diendapkan pada Kala Miosen. Dalam penelitian ini terdapat empat (4) tipe konsentrasi cangkang moluska yang dapat dibedakan melalui ciri-ciri tafonomi dalam siklus pengendapan, antara lain: diinterpretasikan sebagai endapan Early TST (Transgressive System Tract) dengan tipe konsentrasi tafonomi dicirikan oleh adanya disartikulasi cangkang pelecypoda dan lapisan yang mengandung pecahan cangkang moluska, mulai terjadi di atas batas erosional, dan berasosiasi dengan fosil jejak, konkresi, klastik kasar. Endapan Late TST terjadi karena kelanjutan dari kenaikan muka air laut yang tafonominya dicirikan oleh pelecypoda yang masih setangkup dan konsentrasi moluska yang masih pada posisi hidupnya. Endapan Early HST (Highstand System Tract) terjadi ketika kenaikan muka air laut relatif perlahan dibandingkan Late TST sehingga menyebabkan suplai sedimen relatif sama dengan ratarata ruang akomodasi, lingkungan pengendapan mulai keruh dan tidak kondusif untuk pertumbuhan moluska sehingga umumnya mempunyai ciri tafonomi yang dominan berupa fragmen berukuran kecil dibandingkan Early TST dan terdapat lapisan tipis karbon. Endapan Late HST terbentuk akibat perulangan suatu peristiwa berkali-kali dengan ciri tafonomi yaitu perselingan antara lapisan yang mengandung moluska yang utuh dan pecah-pecah dengan lapisan yang tidak mengandung moluska, kadang-kadang berasosiasi dengan fosil jejak. Dari analisis tafonomi moluska pada sumur-sumur tersebut diketahui bahwa pada Sumur Buaya-1 terdapat 15 siklus sedimentasi sedangkan pada Sumur Biawak-1 ditemukan 7 siklus. Dari ketebalan rata-rata siklus tersebut diketahui bahwa siklus-siklus tersebut diperkirakan sebagai siklus orde ke-5 dengan periode pengendapan 100.000 tahun. Siklus ini diperkirakan dikendalikan oleh elemen-elemen putaran bumi dan menyerupai bagian siklus pertama dari Siklus Milankovitch dengan periode 100.000 tahun (Eccentricity).