Indonesia memiliki berbagai variasi batik, salah satunya adalah batik Pekalongan yang termasuk dalam jenis batik Pesisir. Berbeda dengan batik Yogya dan Solo yang biasanya berwarna coklat, batik Pekalongan memiliki warna yang beragam. Keindahan batik Pekalongan ini pantas untuk dipertahankan eksistensinya di Indonesia. Berkurangnya minat masyarakat pada budaya lokal dikhawatirkan dapat menggeser keberadaan Batik Pekalongan. Beberapa waktu terakhir telah terdapat berbagai upaya pelestarian seperti yang dilakukan oleh perancang-perancang busana Indonesia, yaitu mengangkat tekstil tradisional Indonesia melalui rancangan mereka. Namun pertanyaan berikutnya muncul yaitu akankan hal ini bertahan? Atau hanya euphoria masyarakat. Mengurangi adanya resiko tersebut maka dilakukan upaya berupa pengenalan nilai budaya kepada anak-anak yang kelak akan meneruskan atau mempertahankan langkah pelestarian tekstil tradisional Indonesia.Yang ingin ditanamkan pada anak-anak bukanlah hanya sekedar pendidikan namun lebih kepada penanaman memori yang baik tentang batik Pekalongan. Untuk menarik minat anak-anak maka edukasi mengenai budaya diaplikasikan melalui benda-benda yang dekat dengan keseharian anak-anak seperti pakaian. Ragam hias batik Pekalongan pada pakaian anak ini nantinya akan diolah lagi dengan teknik seperti embroidery untuk menghasilkan motif yang berkesan timbul sehingga diharapkan dapat menstimulan rangsang sentuh anak dan memberi memori mengenai bentuk ragam hias.