digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RADEN ANDRIANTO WIBISONO 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Pada sintering alumina seringkali digunakan magnesia dan titania sebagai aditif. Adanya aditif ini akan mempengaruhi shrinkage dan sifat mekanik dari Alumina. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan magnesia atau titania terhadap susut bakar dan kekerasan dari alumina. Dan kemudian hasil pengukuran susut bakar akan dibandingkan dengan hasil penelitian mengenai dry press oleh Firmandika Harda (2006). Spesimen alumina pada penelitian ini dibuat melalui proses slip casting dengan variasi komposisi 100% alumina, alumina dengan penambahan 1% magnesia, dan alumina dengan penambahan 1% titania. Kemudian spesimen dibakar pada temperatur 1000oC, 1200oC, 1400oC, dan 1600oC. Pada akhir setiap tahap pembakaran, spesimen akan diukur susut bakarnya. Pengujian kekerasan, karakterisasi struktur mikro penampang menggunakan Scanning Electron Microscope, dan X-Ray Diffraction dilakukan setelah pembakaran pada 1600oC. Setelah dibakar hingga temperatur 1600oC, spesimen 100% alumina mengalami penyusutan sebesar 4,8% pada arah panjang, 4,6% pada arah lebar, dan 4,4% pada arah tebal. Penambahan MgO sebanyak 1% menurunkan susut bakar alumina menjadi 3,9% pada arah panjang, 4% pada arah lebar, dan 3,9% pada arah tebal. Penambahan TiO2 sebanyak 1% meningkatkan susut bakar alumina menjadi 16,8% pada arah panjang, 16,5% pada arah lebar, dan 19,5% pada arah tebal. Kekerasan spesimen dengan komposisi 100% alumina adalah 215 + 7 VHN, alumina dengan 1% MgO adalah 128 + 9 VHN, dan alumina 1% TiO2 adalah 679 + 93 VHN. Untuk perbandingan shrinkage antara dry press dengan slip casting. Penyusutan pada arah diameter lebih kecil (dry press 1570oC) dibandingkan dengan panjang dan lebar (slip casting 1600oC). Penyusutan pada arah tebal (dry press) lebih besar dibandingkan dengan tebal (slip casting) terkecuali pada komposisi +1% TiO2. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan adanya fenomena springback pada dry press yang dilakukan sebelumnya.