2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-COVER.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-BAB 1.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-BAB 2.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-BAB 3 A.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-BAB 3 B.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-BAB 4.pdf
2009 TA PP RACHMAT UTOMO 1-PUSTAKA.pdf
Mempelajari sedimentasi dan paleogeografi merupakan hal penting dalam eksplorasi awal, kemudian selanjutnya dapat digunakan dalam pemetaan distribusi reservoir sebagai eksplorasi lanjut. Formasi Menggala sebagai salah satu reservoir yang produktif di Cekungan Sumatera Tengah perlu dilakukan analisis terhadap sedimentasi dan paleogeografinya. Hal ini dilakukan melalui pendekatan sekuen stratigrafi berdasarkan data log dari 48 sumur di 2 penampang berarah Utara-Selatan, dan 3 penampang berarah Barat-Timur, serta data biostratigrafi yang ada di garis-garis tsb untuk memodelkan arah sedimentasi dan paleogeografi dari cekungan pada saat Formasi Menggala dan Formasi Bangko bagian bawah diendapkan. Secara umum, Kelompok Sihapas dapat dibagi menjadi 6 sekuen. Formasi Menggala termasuk dalam sekuen I, sedangkan Formasi Bangko bagian bawah termasuk dalam sekuen II.
Dari hasil korelasi dengan metode stratigrafi sekuen dipandu oleh data biostratigrafi agar interval yang dikorelasikan dan dipetakan merupakan endapan yang seumur secara stratigrafi, kemudian dilakukan pemetaan bawah permukaan terhadap lingkungan pengendapan purba (paleoenvironment map), distribusi elektrofacies (electrofacies map), ketebalan (isochore map), dan rasio pasir (net to gross map).
Hasil integrasi keempat jenis peta tersebut digunakan dalam memodelkan arah sedimentasi dan paleogeografi cekungan tersebut. Terdapat tiga sistem depocenter di sekuen I interval LST dan TST dengan arah: utara-selatan, timur-barat, timurlaut-baratdaya. Terdapat tujuh sistem depocenter di sekuen II interval LST dan TST dengan arah : satu depocenter berarah baratlaut-tenggara, empat depocenter berarah timurlaut-baratdaya, satu depocenter berarah timur-barat, satu depocenter berarah utara-selatan.
Secara umum, interval penelitian ini diendapkan pada lingkungan fluvial sampai ke transisi dengan bentuk delta berupa estuary, dan beberapa bagian yang paling dalam mencapai daerah shelf. Formasi Menggala memiliki paleogeografi berupa fluvial channel-estuary deltaic. Begitupula Formasi Bangko bagian bawah, hanya pada beberapa tempat mengalami pendalaman akibat transgresi.