digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-COVER.pdf


2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP INDRA WAHYUDY & RESI YOGIE BASKORO 1-PUSTAKA.pdf

Tugas akhir ini membahas mengenai studi kasus penanggulangan kelongsoran pada STA 1+900 sungai Sungai Mahakam, Tenggarong, Kalimantan Timur. Lokasi studi yang berupa lereng (slope) sungai mengalami kegagalan sesaat setelah diberi perkuatan standar berupa konfigurasi antara sheet pile, tie road dan tiang pancang. Tujuan dari studi kasus ini yaitu untuk menganalisis penyebab kelongsoran tebing sungai dan mencari solusi berupa perkuatan alternatif yang dirancang mampu memberikan perkuatan yang baik pada lereng sungai Mahakam. Alternatif-alternatif solusi yang diusulkan akan dievaluasi berdasarkan nilai safety factor serta momen lentur yang bekerja pada tiang pancang.Analisis ini dilakukan dengan bantuan paket program Plaxis 2D versi 7.11 dan Plaxis 3D Tunnel. Analisis awal yang akan dilakukan berupa analisis terhadap kondisi asli lereng, kondisi lereng dengan perkuatan tanpa dan dengan beban kerja, serta analisis mengenai usulan alternatif perkuatan yang akan digunakan. Untuk analisis lereng asli beserta analisis perkuatan standar digunakan paket program Plaxis 2D, sedangkan untuk Analisis alternatif perkuatannya digunakan paket program Plaxis 3d Tunnel.Hasil analisis Plaxis 2D menunjukan bahwa kondisi lereng asli beserta perkiatan standarnya sangat rawan terhadap kelongsoran. Hal ini ditunjukkan dengan nilai faktor keamanan lereng mendekati angka 1. Perkuatan standar yang dipasang mengalami kegagalan sesaat setelah proses konstruksi selesai Setelah dipasang alternatif perkuatan deck on pile, nilai angka keamanan lereng meningkat masing-masing menjadi 1.4 untuk alternatif perkuatan pertama dan 1.5 untuk alternatif perkuatan kedua. Hasil output akhir dari analisis alternatif perkuatan ini berupa evaluasi faktor angka keamanan serta momen lentur maksiimum yang terjadi pada masing-masing tiang.