Penelitian ini mengkaji permasalahan keterlambatan waktu pengadaan (lead time) pada Agreed Stock Items (AGSI) di Divisi Pengadaan PT Alami Mandala Indonesia (AMI). AGSI merupakan material yang sering dipesan ulang dan telah disepakati spesifikasinya, sehingga seharusnya dapat diproses dengan lebih cepat dan efisien. Namun, data menunjukkan bahwa lead time dari Purchase Requisition (PR) ke Purchase Order (PO) secara konsisten melebihi target OKR perusahaan sebesar 14 hari. Kondisi ini menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti terganggunya operasi, potensi keterlambatan proyek, hingga kerugian finansial akibat keterlambatan pengiriman material ke lokasi tambang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif. Studi ini mengidentifikasi beberapa akar penyebab, antara lain proses tender manual yang berulang, spesifikasi bahan yang tidak lengkap atau kurang jelas, database pemasok yang terbatas, serta tantangan logistik akibat lokasi perusahaan yang terpencil. Masalah-masalah ini akan dianalisis lebih lanjut menggunakan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) dan Current Reality Tree.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi alternatif dipilih dan dievaluasi menggunakan metode AHP. Evaluasi didasarkan pada empat kriteria: potensi pengurangan lead time, efisiensi biaya, dampak terhadap ketersediaan bahan, dan jadwal implementasi. Dari solusi yang diajukan, penerapan Perjanjian Jangka Panjang (Long Term Agreements/LTAs) diidentifikasi sebagai opsi yang paling praktis dan efektif.
Penelitian ini memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti dan rekomendasi praktis bagi AMI serta organisasi serupa yang bertujuan mengoptimalkan operasi pengadaan, mengurangi keterlambatan, dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Studi ini menyoroti pentingnya hubungan sinergis antara perbaikan proses internal, hubungan dengan pemasok, dan pemanfaatan teknologi dalam mencapai keunggulan pengadaan di lingkungan operasional yang menantang.
Perpustakaan Digital ITB