digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

COVER - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi


BAB 2 - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 3 - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 4 - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 5 - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 6 - Ayu Rizki Fauzia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi


Lapangan Luna merupakan salah satu lapangan migas yang terletak di Cekungan Sumatra Selatan dan telah berproduksi sejak tahun 1986. Reservoir utama berada pada Formasi Talangakar (TAF), yang terdiri atas empat lapisan produktif. Hingga tahun 2024, oil in place (OOIP) mencapai 176,88 MMBO dengan cadangan tersisa sebesar 4,33 MMBO, sementara produksi kumulatif baru mencapai 32,5 MMBO, menghasilkan recovery factor (RF) yang relatif rendah, yaitu sekitar 18%. Kompleksitas geologi, terutama pada Lapisan C, ditandai oleh pola tumpukan batupasir (stacking sand) yang saling mengerosi serta sebaran fasies yang beragam, turut memperbesar heterogenitas dan menurunkan konektivitas antarreservoir. Tantangan ini semakin diperbesar oleh karakteristik fluida berupa minyak berat dengan API berkisar antara 17–22°, yang memengaruhi efisiensi produksi. Penelitian ini menggunakan data dari 119 sumur talikawat, satu data batuan inti, satu data Formation MicroImager (FMI), dan satu laporan biostratigrafi. Analisis dilakukan melalui pendekatan integratif dengan fokus pada identifikasi dan karakterisasi fasies serta asosiasi fasies pada interval Lapisan C. Pemodelan distribusi fasies dibangun dengan pendekatan peta ketebalan berdasarkan asosiasi fasies yang telah diinterpretasi, mencakup fasies distributary channel dan mouth bar. Hasil studi menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan di Lapangan Luna berkembang dalam sistem deltaik. Zona barat daya didominasi oleh fasies mouth bar yang merepresentasikan lingkungan pengendapan delta front. Area tengah menunjukkan dominasi fasies distributary channel yang berkembang pada lingkungan delta plain, sementara bagian tenggara didominasi oleh fasies proximal distributary channel. Sebaran fasies ini secara langsung berpengaruh terhadap kualitas dan heterogenitas reservoir, serta menjadi dasar penting dalam penentuan zona prospektif untuk pengembangan lanjutan lapangan.