Abstrak - Muhammad Thoriq Kosasih
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ancaman dari Highly Pathogenic Avian Influenza Virus (HPAIV) H5N1 dan Campylobacter
jejuni berisiko tinggi terhadap produktivitas dan keamanan pangan di industri ternak unggas.
Untuk mengatasi ancaman tersebut, penelitian ini mengembangkan kandidat vaksin
glikokonjugat multivalen berbasis antigen hemagglutinin (HA) dari H5N1 sebagai protein
akseptor dan N-glikan dari C. jejuni sebagai glikan konjugat. Sistem ekspresi mengintegrasikan
Escherichia coli galur SHuffle, peptida sinyal dari trimethylamine-N-oxide reductase (TorA)
untuk jalur translokasi twin-arginine translocation (TAT), serta Protein Glycan Coupling
Technology (PGCT) untuk memfasilitasi pelipatan secara sitosolik, translokasi, dan glikosilasi
protein di periplasma. Konstruk ekspresi pTorA-rH5-GT (6248 bp) dirakit melalui overlapextension
polymerase chain reaction dan Gibson assembly, serta berhasil dikonfirmasi dengan
ukuran dan sekuens yang sesuai. Konstruk lalu dikotransformasi ke E. coli SHuffle bersama
plasmid pACYC184:pgl dengan metode kejut panas untuk ekspresi komponen glikosilasi C.
jejuni secara konstitutif. Protein rH5-GT merupakan modifikasi HA HPAIV galur
A/Indonesia/5/2005 klad 2.1 tanpa multibasic cleavage site, serta mengandung tag Nglikosilasi
(GT) dengan sequon DQNAT dan tag 6xHis untuk immunoblotting. Ekspresi
protein diregulasi oleh promotor tac dan diinduksi dengan 0,25 mM isopropil ?-D-1-
tiogalaktopiranosid (IPTG) pada kondisi induksi 25 °C selama 4 jam, 30 °C selama 4 jam, dan
25 °C selama 16 jam. Analisis Western blot terhadap fraksi total, terlarut, dan periplasma
menggunakan antibodi primer anti-His tag (1:3000) dan lektin soybean agglutinin (SBA)
(1:500) menunjukkan bahwa protein TorA-rH5-GT terekspresi di seluruh kondisi, tetapi dalam
bentuk tidak terglikosilasi (~68,9 kDa). Ekspresi paling optimal diperoleh pada kondisi 25 °C
dan 30 °C selama 4 jam dengan tingkat solubilitas dan efisiensi translokasi yang secara
signifikan ~2,5 dan ~4 kali lipat lebih tinggi (p < 0,05; uji ANOVA Welch; uji post-hoc Games-
Howell) dibandingkan E. coli SCM6 yang umum digunakan untuk ekspresi glikoprotein. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh efisiensi pelipatan yang lebih baik dalam sitoplasma
oksidatif SHuffle dan mengindikasikan bahwa translokasi melalui jalur TAT berlangsung lebih
efektif. Meskipun demikian, waktu induksi 16 jam menyebabkan penurunan performa ekspresi.
Sementara itu, sinyal glikosilasi tidak ditemukan pada seluruh kondisi. Hal ini kemungkinan
karena pelipatan penuh protein di sitoplasma menghambat aksesibilitas sequon oleh enzim
PglB. Temuan ini mendemonstrasikan potensi penggunaan E. coli SHuffle dengan jalur
translokasi TAT sebagai sistem ekspresi yang unggul untuk produksi protein rekombinan yang
kompleks, seperti protein HA, sekaligus juga menyoroti pentingnya sistem ekspresi yang dapat
menjaga aksesibilitas sequon selama proses translokasi sebagai salah satu faktor keberhasilan
glikosilasi secara heterolog.
Perpustakaan Digital ITB