digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketidakstabilan lereng waste dump pada tambang terbuka umumnya disebabkan oleh tanah dasar berlumpur yang jenuh air, yang berperan sebagai bidang gelincir dan memicu kelongsoran. Fenomena ini diamati pada studi kasus, sehingga diperlukan upaya perbaikan geoteknik yang terukur dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor ketidakstabilan lereng serta mengevaluasi pengaruh stabilisasi tanah menggunakan kombinasi semen dan ion exchange terhadap peningkatan sifat mekanik tanah dasar serta factor of safety (FoS) lereng. Pendekatan yang digunakan meliputi pengujian laboratorium (Unconfined Compressive Strength, modulus elastisitas, kohesi, dan sudut gesek dalam) dan integrasi hasilnya ke dalam pemodelan numerik Limit Equilibrium Method. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan UCS hingga +3900%, kohesi hingga +196%, dan sudut gesek dalam hingga +58% pada komposisi optimum berbasis semen–ion exchange. Analisis kestabilan mengidentifikasi tekanan air pori sebagai faktor dominan pembentuk bidang gelincir. Penerapan embankment pada toe lereng menghasilkan peningkatan FoS kondisi statis hingga 95%. Peningkatan kestabilan ini memiliki potensi pengurangan sudut keseluruhan lereng sekitar 6% memungkinkan peninggian timbunan hingga +33%, sedangkan pengurangan sekitar 16% memungkinkan peninggian hingga +67%, dengan FoS tetap berada pada nilai yang aman. Secara keseluruhan, kombinasi stabilisasi kimia dan toe embankment terbukti meningkatkan sifat mekanik tanah dasar serta kestabilan global lereng, sekaligus memberikan fleksibilitas desain untuk peninggian timbunan dengan risiko yang terkendali.