digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ricky Wicaksono
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

Lapangan Musi, berproduksi sejak tahun 1983 tanpa adanya gas H2S terkonfirmasi jak tahun 2022 dengan rata-rata gas H2S sebesar 4 ppmv (part permilion volume). melalui pendekatan analisis isotop karbon, petrografi, XRD (x-ray diffraction), SEM (scanning electron microscope)- EDS (energy dispersive x-ray), dan mikrobiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thermochemical sulfate reduction terjadi pada kondisi suhu suboptimal (75 83,34°C pada kedalaman 802 940 mTVDSS (meter true vertical depth subsea), didukung oleh tekanan awal tinggi (1. .2H2O) sebagai sumber sulfat. Data isotop karbon s , (di tiap seribu) hingga +7, -0, -1, kontribusi hidrokarbon termogenik. Analisis mineralogi (XRD dan petrografi) memperkuat temuan ini dengan identifikasi gipsum hingga 14% dan dominasi kalsit (70 100% sebagai produk sekunder TSR. Analisis mikrobiologi menunjukkan bahwa populasi bacterial sulfate reduction (SRB) mencapai 3.705 6.519 sel. - sulfat dalam air formasi (130 ppm) juga relatif rendah untuk aktivitas BSR. Faktor tekanan dan suhu memainkan peran kritis dalam dinamika pembentukan .400 psi menjadi 300 psi menyebabkan pergeseran dominasi dari TSR ke BSR. Peramalan produksi yang dilakukan melalui pendekatan gipsum terlarut, diperoleh di bulan Januari 2036 diketahui bahwa hasil peramalan konsentrasi H2S rata-rata pada waktu tersebut adalah 6,25 ppm untuk Lapangan Musi Timur dan 12,14 ppm untuk Lapangan Musi Barat.