Formasi Menggala dikenal sebagai reservoir batupasir berkualitas tinggi dengan
permeabilitas lebih dari 1 Darcy dan porositas lebih dari 30%. Studi terbaru
mengungkapkan keberadaan endapan karbonat di bagian atas Formasi Menggala
pada Lapangan MF, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam analisis
reservoir. Karakter log menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dengan
reservoir batupasir Formasi Menggala yang biasa diketahui.
Untuk mengkarakterisasi lapisan karbonat yang tipis dan tidak teridentifikasi dalam
data seismik, pendekatan kuantitatif yang mengintegrasikan data inti dan log sumur
digunakan. Petrophysical Rock Typing (PRT) diterapkan dengan menggunakan
metode klasterisasi tak terawasi (unsupervised clustering) guna membangun model
Carbonate–Non-Carbonate (CNC) dari data log standar, yang kemudian divalidasi
menggunakan data inti konvensional dan side-wall core (SWC). Setelah model
disempurnakan, interpretasi litofasies dari batuan inti sumur MF-09 digunakan
sebagai acuan untuk membangun model Static Rock Typing (SRT) lebih lanjut.
Baik model PRT maupun SRT dikembangkan dengan algoritma Multi-Resolution
Graph-Based Clustering (MRGC). MRGC mengelompokkan data log sumur ke
dalam elektrofasies berdasarkan kemiripan petrofisika pada berbagai resolusi.
Model SRT divalidasi dan disebarluaskan ke seluruh lapangan, dan berhasil
mengidentifikasi empat jenis batuan karbonat yang berbeda: Foraminiferal
Packstone (P,f), Coral Rudstone (R,c), Foraminiferal Grainstone (G,f), dan
Boundstone (B).
Penyebaran model SRT menunjukkan bahwa fasies Foraminiferal Packstone (P,f)
mendominasi interval karbonat, mencakup sekitar 74% dari total ketebalan di
seluruh lapangan. Fasies Boundstone (B) menempati posisi kedua dengan proporsi
21%. Untuk memahami asal-usul genetik dari endapan karbonat ini, sebuah model
pengendapan yang menggabungkan berbagai model platform karbonat dibangun
berdasarkan geometri fasies yang didapatkan dari pendekatan kuantitatif pada
penelitian ini.
Perpustakaan Digital ITB