Membran kristalisator (MCr) merupakan teknik baru proses pemisahan yang berkembang dengan pesat. Sistem membran desalinasi air laut berbasis tekanan seperti reverse osmosis, ataupun sistem distilasi tradisional berupa multi-effect distillation dan multi-stage flash menghasilkan efluen larutan garam-terbuang yang dapat mencemari lingkungan. Polutan tersebut dapat dikelola secara lebih efisien dan ekonomis oleh kristalisator yang terpadu dalam proses downstream membran distilasi (MD). Material membran MCr bertindak sebagai kontaktor yang melewatkan molekul uap dan merejeksi solut larutan tak-menguap. Hal ini dimanfaatkan dalam pembentukan kristal garam dan air murni secara simultan pada proses pengolahan air laut. Kendala proses ini adalah terbentuknya kristal pada pori membran yang dapat menurunkan fluks akibat adanya mekanisme fouling, wetting, dan double polarization.
Pengaturan konsentrasi garam pada membran menjadi titik penting dalam pengembangan membran kristalisator. Fokus pada penelitian ini adalah pengamatan efek konsentrasi garam pada performansi membran vacuum reverse osmosis (VRO) serta mengkaji efek temperatur terhadap kinerja membran vacuum membrane distillation (VMD).
Modul membran yang digunakan adalah membran hidrofobik berpori dan hidrofilik rapat. Hasil penelitian menunjukkan pada laju alir 9 L/jam dan kisaran temperatur antara 30-50 derajat C, fluks permeat VMD berada di bawah harga teoritisnya namun tetap memiliki rejeksi mendekati 100%. Sedangkan VRO berpotensial menjadi membran pendukung bagi membran distilasi karena cenderung stabil pada umpan berkonsentrasi tinggi.