2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-BAB1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-BAB2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-BAB3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-BAB4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-BAB5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TA PP KORNELIUS ANGGIVIRGO 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
Galaksi merupakan obyek yang sangat representatif dalam studi alam semesta karena usianya yang relatif panjang dan distribusinya yang merata di alam semesta. Galaksi diklasifikasikan menjadi empat kelompok besar, yaitu galaksi elips, galaksi spiral, galaksi lenticular (S0), dan galaksi irregular. Namun ada satu lagi jenis galaksi di luar empat kelompok besar itu, yaitu galaksi peculiar yang dipercaya merupakan hasil dari proses interaksi galaksi. Dalam interaksi galaksi, terjadi beberapa proses dinamik, antara lain dynamical friction dan tidal interaction. Interaksi akan menimbulkan beberapa efek kepada galaksi yang berinteraksi. Contohnya adalah bentuk galaksi yang peculiar. Selain bentuk galaksi yang peculiar, interaksi galaksi juga dapat dilihat dari adanya starburst pada galaksi dimana starburst sendiri menunjukkan bahwa star formation rate (SFR) pada galaksi tersebut cukup tinggi. Dengan menghitung nilai SFR dari galaksi-galaksi dan menemukan adanya perbedaan nilai SFR yang signifikan, disimpulkan bahwa SFR yang tinggi merupakan salah satu indikator terjadinya interaksi galaksi. Besarnya SFR yang merupakan indikator dari interaksi galaksi dipengaruhi oleh lingkungan dimana galaksi-galaksi berada. Selain lingkungan, faktor lain yang mempengaruhi besarnya efek interaksi (mempengaruhi besarnya SFR juga) antara lain adalah kecepatan melintas galaksi dan massa galaksi (galaksi target dan galaksi kawan).