COVER Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Chevira Destri Pramesthi
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Material paduan 70Cu-30Ni dengan nomor UNS C71500 digunakan sebagai tubes alat
penukar panas karena ketahanan korosinya yang sangat baik. Oksigen terlarut (dissolved oxygen)
dalam sistem penukar panas dan komponen industri lainnya merupakan kontributor utama korosi.
Hydrazine sebagai oxygen scavenger ditambahkan pada sistem alat penukar panas untuk
menurunkan kadar oksigen terlarut dalam fluida, namun hydrazine menghasilkan produk residu
berupa amonia, yang dapat menyebabkan korosi amonia.
Dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan pengujian korosi uap amonia menggunakan
metode pemberian tegangan C-Ring (ASTM G-38) untuk mengetahui ketahahan korosi tubes
C71500. Pengujian dilakukan selama 15 hari di dalam wadah berisi larutan amonia 3 dan 5M yang
masing-masing berisi tiga spesimen uji dengan variasi tegangan tarik 100, 120, dan 140% ?yield.
Pengukuran korosi dilakukan melalui perhitungan pengurangan massa serta pengamatan struktur
mikro untuk mengetahui jenis korosi yang terjadi. Hasil yang diperoleh menunjukkan korosi yang
dominan terjadi adalah korosi lokal (sumuran). Pengurangan massa pada spesimen dalam uap
amonia 5M lebih besar daripada 3M, kemudian pengurangan massa pada spesimen meningkat
signifikan dari tegangan 100 ke 120% ?yield. Pengurangan massa spesimen uji dengan variasi
tegangan 100, 120, dan 140% ?yield dalam uap amonia 3M adalah 0.005, 0.0075, dan 0.007 gram,
sedangkan dalam uap amonia 5M adalah 0.007, 0.011, dan 0.003 gram.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tegangan tarik berpengaruh terhadap korosi
dalam uap amonia karena terjadi perusakan lapisan pasivasi yang menyebabkan tubes lebih rentan
terhadap korosi sumuran. Kerentanan terhadap korosi ini juga dipengaruhi oleh kondisi awal tubes,
efek annealing, dan adanya presipitat Ni-Fe. Material 70Cu-30Ni tubes memiliki ketahanan korosi
SCC yang sangat baik dalam uap amonia karena SCC tidak terjadi setelah 15 hari pengujian.
Material cupronickel 70/30 memiliki ketahanan korosi uap amonia yang lebih baik dari cupronickel
90/10 karena kadar unsur nikel yang lebih tinggi sehingga mengurangi tingkat kekosongan kation.