Aplikasi material temperatur tinggi seperti yang ditemukan pada operasi boiler
PLTU dan mesin jet pesawat terbang membutuhkan kombinasi sifat mekanis,
kestabilan mikrostruktur, dan ketahanan korosi yang baik pada temperatur tinggi.
Penelitian dan pengembangan paduan berbasis intermetalik TiAl dilakukan untuk
menggantikan aplikasi paduan baja dan nikel yang saat ini digunakan. Paduan TiAl
dinilai memiliki sifat yang cocok untuk aplikasi temperatur tinggi. Keunggulan sifat
tersebut antara lain titik leleh tinggi, massa jenis rendah, kekuatan spesifik tinggi,
serta memiliki ketahanan oksidasi yang baik. Namun, paduan TiAl akan mengalami
oksidasi yang parah mulai dari temperatur 750°C. Oksidasi paduan TiAl secara
umum akan membentuk kerak oksida yang tersusun atas TiO2 dan Al2O3. Oksida
campuran tersebut cenderung tidak protektif sehingga penambahan aluminium
yang lebih banyak dilakukan untuk meningkatkan ketahanan oksidasi paduan TiAl.
Pembentukan kerak oksida ini dapat dipengaruhi oleh kehadiran unsur pemadu lain.
Penelitian kali ini membahas tentang pengaruh penambahan Y pada oksidasi
temperatur tinggi paduan Ti-62Al secara spesifik.
Penelitian ini meliputi pembuatan paduan sampai karakterisasi hasil pengujian
oksidasi. Bahan baku paduan dilelehkan menjadi button menggunakan DC arc
melting furnace dengan remelting sebanyak empat kali, dilanjutkan dengan
homogenisasi pada temperatur 1000°C selama enam jam. Button kemudian
dipotong menjadi beberapa spesimen untuk diuji oksidasi dan pengamatan
mikrostruktur. Pengujian oksidasi dilakukan pada temperatur 900°C sebanyak 25
siklus, dengan satu siklus meliputi satu jam di dalam tanur, lalu didinginkan 20
menit sebelum ditimbang. Di akhir penelitian, dilakukan analisis perubahan berat
spesimen uji terhadap siklus pengujian, serta karakterisasi terhadap spesimen hasil
pengujian menggunakan XRD dan SEM-EDS.
Oksida yang berhasil teridentifikasi dari karakterisasi XRD dan SEM-EDS berupa
lapisan Al2O3 amorphous dan kristal kasar TiO2 di bagian terluar, serta oksida
campuran Al2O3 dan TiO2 di bagian yang lebih dalam. Hasil pengujian oksidasi
juga menunjukkan paduan tanpa penambahan Y mengalami perubahan berat yang
fluktuatif. Paduan dengan penambahan Y sebesar 0,3 at.% menunjukkan perubahan
berat (dW/A0) yang paling kecil hingga siklus oksidasi ke-25 sehingga dapat
disimpulkan memiliki ketahanan oksidasi yang relatif paling baik. Kerak oksida
yang teramati pada paduan dengan penambahan Y sebesar 0,3 at.% berupa lapisan
tipis Al2O3. Berbeda dengan kerak oksida berlapis yang ditemukan pada paduan
tanpa penambahan Y yang lebih rentan terjadi pengelupasan. Penambahan Y
sebesar 0,3 at.% dapat menekan pertumbuhan TiO2 di awal oksidasi sehingga
mempertahankan pembentukan Al2O3 protektif.