digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nicolas W Lumbanraja
PUBLIC Suharsiyah

2016 TA PP NICOLAS W LUMBANRAJA 1.pdf ]
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Hydraulic fracturing merupakan suatu teknik stimulasi untuk meningkatkan jari-jari sumur efektif dengan cara memompakan fluida perekah dengan tekanan tinggi melalui sumur menuju formasi sehingga dapat merekahkan batuan formasi. Konduktivitas rekahan didesain lebih tinggi dari konduktivitas reservoir sebelumnya dengan panjang rekahan yang cukup agar kapasitas fluida di reservoir bertambah dan produksi meningkat. Teknologi ini dapat digunakan untuk mengestrak fluida dari reservoir unconventional seperti reservoir shale gas. Dalam melakukan pendesainan model geometri rekahan hidrolik reservoir shale gas, ada beberapa variabel rekahan yang terutama, yaitu height, modulus, fluid loss, apparent fracture toughness, viskositas fluida, dan pump rate. Dalam tugas akhir ini, variabel yang akan dibahas adalah pump rate dan fracture height. Pemodelan ini difokuskan pada pembuatan model geometri rekahan sederhana pada reservoir Barnett shale, Marcellus shale, dan Woodford shale. Kemudian dilakukan uji sensitivitas pump rate dan fracture height terhadap ketiga reservoir untuk pemilihan model geometri yang paling optimum berdasarkan konduktivitas efektif dan efisiensi fluida perekahan. Pump rate yang memberikan konduktivitas efektif terbaik untuk reservoir Barnett adalah 300 bbl/min, sedangkan untuk reservoir Marcellus dan Woodford adalah 150 bbl/min. Efisiensi fluida terbaik didapatkan dengan pump rate sebesar 450 bbl/min. Dari hasil analisis sensitivitas fracture height yang dibatasi pada maximum hydraulic fracture length sebesar 700 ft dan maximum proppant concentration 8 PPA, didapatkan fracture height sebesar 20% dari ketebalan reservoir memberikan nilai efisiensi yang paling tinggi.