Pengembangan lapangan lepas pantai laut dalam dikenal memiliki biaya yang mahal, dan dalam beberapa jenis
kasus menjadi tantangan dalam keekonomian proyek terutama pengembangan lapangan laut dalam yang marjinal.
Salah satu cara menurunkan biaya pengembangan yaitu dengan pemanfaatan fasilitas produksi yang berada di
sektor lapangan pengembangan dan memiliki kemampuan pengolahan produksi minyak dan gas yang masih
beroperasi. Dengan memindahkan sebagian proses pengolahan produksi kepada fasilitas yang ada, lingkup
fasilitas produksi yang akan dibangun dapat disederhanakan dengan pemanfaatan kemampuan fasilitas yang ada
untuk mengolah produksi dari lapangan yang baru dikembangkan.
Dalam studi ini terdapat dua skenario di lapangan “X” yang disimulasikan dalam tujuh tahun (T1 hingga T7).
Skenario pertama ialah skenario pengembangan lapangan dengan membangun fasilitas sendiri dan skenario yang
kedua ialah skenario pengembangan lapangan dengan menggunakan fasilitas bersama. Kemudian, kedua skenario
tersebut dievaluasi dengan skema Gross Split, sesuai dengan undang-undang yang berlaku, untuk menghitung
keekonomian proyek yang dilaksanakan baik dari sisi pemerintah maupun kontraktor.
Berdasarkan studi ini, persentase kenaikan NPV (Net Present Value) pemerintah pada skenario 2 terhadap
skenario 1 yaitu 61,94% dan kenaikan NPV kontraktor pada skenario 2 terhadap skenario 1 yaitu 540,05%. Terjadi
kenaikan persentase yang signifikan dengan menerapkan pengembangan fasilitas bersama. Skenario
pengembangan lapangan yang terbaik adalah skenario 2, dimana pengembangan lapangan dengan menggunakan
fasilitas bersama.