digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rendy Setyawan
PUBLIC Suharsiyah

2020 TA PP RENDY SETYAWAN 1.pdf ]
Terbatas Suharsiyah
» ITB

Pengembangan lapangan lepas pantai laut dalam dikenal memiliki biaya yang mahal, dan dalam beberapa jenis kasus menjadi tantangan dalam keekonomian proyek terutama pengembangan lapangan laut dalam yang marjinal. Salah satu cara menurunkan biaya pengembangan yaitu dengan pemanfaatan fasilitas produksi yang berada di sektor lapangan pengembangan dan memiliki kemampuan pengolahan produksi minyak dan gas yang masih beroperasi. Dengan memindahkan sebagian proses pengolahan produksi kepada fasilitas yang ada, lingkup fasilitas produksi yang akan dibangun dapat disederhanakan dengan pemanfaatan kemampuan fasilitas yang ada untuk mengolah produksi dari lapangan yang baru dikembangkan. Dalam studi ini terdapat dua skenario di lapangan “X” yang disimulasikan dalam tujuh tahun (T1 hingga T7). Skenario pertama ialah skenario pengembangan lapangan dengan membangun fasilitas sendiri dan skenario yang kedua ialah skenario pengembangan lapangan dengan menggunakan fasilitas bersama. Kemudian, kedua skenario tersebut dievaluasi dengan skema Gross Split, sesuai dengan undang-undang yang berlaku, untuk menghitung keekonomian proyek yang dilaksanakan baik dari sisi pemerintah maupun kontraktor. Berdasarkan studi ini, persentase kenaikan NPV (Net Present Value) pemerintah pada skenario 2 terhadap skenario 1 yaitu 61,94% dan kenaikan NPV kontraktor pada skenario 2 terhadap skenario 1 yaitu 540,05%. Terjadi kenaikan persentase yang signifikan dengan menerapkan pengembangan fasilitas bersama. Skenario pengembangan lapangan yang terbaik adalah skenario 2, dimana pengembangan lapangan dengan menggunakan fasilitas bersama.