Bab 1.pdf?_
PUBLIC  Bab 2.pdf?_
PUBLIC D. Budina Bab 3.pdf?_
PUBLIC D. Budina Bab 4.pdf?_
PUBLIC D. Budina Bab 5.pdf?_
PUBLIC D. Budina Lampiran.pdf?_
PUBLIC D. Budina
Tanaman akar wangi (Chrysopogon zizanioides) merupakan tanaman yang akarnya
dapat menghasilkan minyak atsiri melalui proses distilasi. Proses tersebut menghasilkan
limbah padat akar wangi yang dapat mencapai 98,8% dari massa bahan bakunya, sehingga
membutuhkan banyak tempat saat dibuang. Dalam penelitian ini, limbah akar wangi diolah
menggunakan proses torefaksi basah, yang produk padatannya digunakan untuk bahan bakar
proses distilasi itu sendiri dan produk cairannya digunakan untuk pupuk cair.
Dalam penelitian ini, proses torefaksi basah menggunakan media air pada temperatur
operasi 150 – 200°C, dengan waktu tunggu 30 dan 90 menit. Produk padatan torefaksi basah
dianalisis dari massa jenis, nilai kalor atas, densitas energi, dan rendemen massa, sementara
itu produk cairan dianalisis dari kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) untuk
digunakan sebagai pupuk cair.
Dari hasil pengujian didapat bahwa torefaksi basah limbah akar wangi pada
temperatur tinggi dapat meningkatkan massa jenis dan nilai kalor produk padatan, sehingga
densitas energi meningkat. Namun demikian, persentase keberlanjutan proses yang
dihasilkan rendah sehingga membutuhkan pasokan energi yang tinggi. Kandungan NPK pada
produk cairan sudah mendekati kandungan NPK pupuk cair komersial, namun masih di
bawah standar Menteri Pertanian. Oleh karena itu, limbah padat akar wangi sebaiknya
langsung dimanfaatkan menjadi bahan bakar dengan proses pencacahan terlebih dahulu.
Bahan bakar alat distilasi dapat diganti dengan rasio oli bekas dan limbah akar wangi
sebesar 1:4. Limbah akar wangi yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar yaitu 76,98%
dari keseluruhan limbah proses distilasi. Sisa 23,02% limbah dapat dimanfaatkan menjadi
pengharum ruangan dalam bentuk briket karena limbah akar wangi masih mengandung
0,12% minyak atsiri setelah proses distilasi.