digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

Indonesiamerupakan negara di dunia yang memiliki jumlah populasiyang menempati urutan keempat terbesar di dunia. Namun, beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami penurunan yang drastis di bidang prestasi olahraga di dunia. Salah satu penyebabnya adalah kurang maksimalnya pengembangan potensiatlet saat ini.Potensi seorang atlet dapat diidentifikasi dengan melakukan tes kecepatan dan percepatan melalui tes sprint setiap jarak tertentu. Saat ini pengambilan data masih dilakukan secara manual dengan menggunakan stopwatch sehingga mengakibatkan ketidakpastian pengambilan data yang bervariasi. Pada tahun sebelumnya, sudah ada pengembangan prototipe terkait sistem akuisisi data waktu pelari, namun masih ada beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut, seperti masalah ballooning, konsumsi daya, penyimpanan data, dan pengiriman data. Pada penelitian ini dilakukan desain dan implementasi perangkat keras untuk prototipe alat ukur kecepatan, akselerasi, dan daya tahan kecepatan dari seorang atlet, yaitu berupa sistem timing gates. Instrumen tersebut mampu mengambil data komponen kecepatan atlet setiap 10m dalam sekali sprint 60m. Terdapat dua sub-sistem utama dalam pengambilan data kecepatan lari atlet, yaitu sub-sistem start sensor dan subsistem gate sensor. Sub-sistem start sensor digunakan sebagai acuan untuk sinkronisasi waktu, perhitungan waktu, penerimaan data waktu dari tiap-tiap gate dan mengirimkannya ke sub-sistem main monitor. Sub-sistem gate sensor digunakan untuk melakukan perhitungan waktu ketika atlet melewati jarak dimana sub-sistem gate sensor diletakkan. Perangkat keras pada sistem timing gates dirancang dengan menggunakan komponen: mikrokontroler ESP32, green laser pointer 303, sensor laser OPL5XX, buzzer, LED RGB, baterai Sony VTC6 18650, Omnidirectional antenna TL-ANT2405CL,powerbank Uneed CompactBox 10000 mAh. Dengan algoritma sinkronisasi waktu dan protokol komunikasi yang digunakan dapat meminimalkan latensi yang terjadi sehingga yang didapatkan adalah sistem mampu melakukan pengukuran komponen kecepatan lari atlet hingga jarak 60m dengan pengukuran setiap 10m. Pendeteksian atlet oleh sistem dapat dilakukan pada range 0,1~2m pada arah transmitter menuju ke receiver. Dengan adanya pengembangan instrumen pengukur komponen kecepatan atlet berharga terjangkau, diharapkan pelatih dapat segera mengidentifikasi potensiatlet-atletdi seluruh Indonesia sehingga kedepannyadapat menyusun program pelatihan yang sesuai.