Vaksin merupakan sediaan biologi yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap
penyakit tertentu dan harus dijamin keamanannya. Salah satu persyaratan WHO
untuk menjamin keamanan OPV adalah bebas dari keberadaan adventitious agent,
yaitu kontaminan mikroorganisme yang tidak sengaja terpapar pada proses produksi
suatu sediaan biologi. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan suatu metode
deteksi adventitious agent pada sampel produk OPV di suatu perusahaan vaksin di
Indonesia. Metode yang dikembangkan terdiri dari dua tahap yaitu tahap amplifikasi
DNA secara acak pada sampel yang diduga mengandung adventitious agents
menggunakan teknik Sequence Independent Single Primer Amplification (SISPA)
dan tahap pendeteksian fragmen DNA adventitious agents pada hasil amplifikasi
menggunakan teknik hibridisasi balik. Kultur sel vero mengandung Simian Foamy
Virus (SFV) digunakan sebagai kontrol positif dan sebagai kontrol negatif digunakan
kultur sel vero. DNA total pada kultur sel diamplifikasi menggunakan satu jenis
primer acak bertanda yang berfluoresensi pada panjang gelombang inframerah.
Produk SISPA dihibridisasi pada pelacak spesifik SFV yang telah difiksasi pada
permukaan membran nilon. Pendeteksian dilakukan dengan memindai membran
menggunakan LI-COR Odyssey. Kondisi metode SISPA yang memberikan hasil
optimum adalah : primer [PCR_454_A_IRDye700] dengan konsentrasi akhir 20 nM;
MgCl2 dengan konsentrasi akhir 3 µM; suhu penempelan primer 55 °C; dan durasi
pemanjangan primer 20 detik. Sinyal hibridisasi pada deteksi produk SISPA
menggunakan pelacak spesifik hanya berhasil teramati pada pelacak [Probe_Mac].
Optimasi konsentrasi tiga pelacak lain perlu dilakukan agar dihasilkan sinyal
hibridisasi yang lebih baik.