digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Defri Rizaldy
PUBLIC yana mulyana

Vaksin merupakan sediaan biologi yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit tertentu dan harus dijamin keamanannya. Salah satu persyaratan WHO untuk menjamin keamanan OPV adalah bebas dari keberadaan adventitious agent, yaitu kontaminan mikroorganisme yang tidak sengaja terpapar pada proses produksi suatu sediaan biologi. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan suatu metode deteksi adventitious agent pada sampel produk OPV di suatu perusahaan vaksin di Indonesia. Metode yang dikembangkan terdiri dari dua tahap yaitu tahap amplifikasi DNA secara acak pada sampel yang diduga mengandung adventitious agents menggunakan teknik Sequence Independent Single Primer Amplification (SISPA) dan tahap pendeteksian fragmen DNA adventitious agents pada hasil amplifikasi menggunakan teknik hibridisasi balik. Kultur sel vero mengandung Simian Foamy Virus (SFV) digunakan sebagai kontrol positif dan sebagai kontrol negatif digunakan kultur sel vero. DNA total pada kultur sel diamplifikasi menggunakan satu jenis primer acak bertanda yang berfluoresensi pada panjang gelombang inframerah. Produk SISPA dihibridisasi pada pelacak spesifik SFV yang telah difiksasi pada permukaan membran nilon. Pendeteksian dilakukan dengan memindai membran menggunakan LI-COR Odyssey. Kondisi metode SISPA yang memberikan hasil optimum adalah : primer [PCR_454_A_IRDye700] dengan konsentrasi akhir 20 nM; MgCl2 dengan konsentrasi akhir 3 µM; suhu penempelan primer 55 °C; dan durasi pemanjangan primer 20 detik. Sinyal hibridisasi pada deteksi produk SISPA menggunakan pelacak spesifik hanya berhasil teramati pada pelacak [Probe_Mac]. Optimasi konsentrasi tiga pelacak lain perlu dilakukan agar dihasilkan sinyal hibridisasi yang lebih baik.